SuaraJawaTengah.id - Pakar Kardiologi Anak dan Penyakit Jantung Bawaan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K) menyebutkan bahwa penderita hipertensi paru tetap bisa berolahraga namun dengan intensitas ringan.
Presiden Terpilih Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) tahun 2019 - 2022 ini mengatakan olahraga berat harus dihindari oleh orang dengan hipertensi paru. Jika diperlukan, pasien juga bisa meminta rekomendasi dari dokter jantung untuk mengetahui olahraga apa yang baik dilakukan.
"Masalah olahraga ada parameternya. Parameternya ada di dokter jantung, ada namanya dilakukan uji latih beban, dari situ nanti dihitung dan diresepkan yang bisa dikasih ke personal trainer atau rekomendasi latihan," ujar dr. Radityo dikutip dari ANTARA pada Jumat (11/3/2022).
Jika sulit untuk melakukan uji latih beban, pasien bisa menghitung sendiri denyut nadinya. Menurut dr. Radityo denyut tersebut maksimium berada di angka 110 per menit.
Baca Juga: Top 5 Sport: Tak Raih Podium di MotoGP Qatar, Franco Morbidelli Sebut Yamaha Alami Penurunan
"Intinya aktivitas ringan, kalau sudah 110 kita stop. Badan kita ini punya alarm kalau sudah lelah, stop harus istirahat. Jangan digeber terus," kata dr. Radityo.
Tujuan dari olahraga adalah untuk membuat kondisi tubuh pasien tetap bugar. Sebab, tidak sedikit pasien hipertensi paru yang memiliki komorbid obesitas.
Meski tidak ada gejala yang khas pada hipertensi paru, namun mengorok saat tidur pada orang bertubuh gemuk merupakan salah satu indikasinya.
"Penyebab kegemukan ini berhubungan dengan hipertensi paru, berkaitan dengan paru obstruktif. Kalau tidur dia ngorok. Yang bagus itu tidak ngorok. Apalagi ngorok berhenti-berhenti, itu sangat tidak baik dan sebabkan secondary pulmonary hypertension," kata dr. Radityo.
Sementara itu, Pakar Kardiologi Anak Rumah Sakit Adam Malik Medan, dr. Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A(K) mengatakan bahwa penderita hipertensi paru dianjurkan untuk membatasi aktivitas, khususnya yang berat. Pekerjaan yang bisa menyebabkan stres juga perlu untuk dihindari.
Baca Juga: Bintan Tuan Rumah Pekan Olahraga Provinsi 2022, Pakai Stadion Megat Alang Perkasa sebagai Lokasi
"Tidak melakukan aktivitas berat bahkan mengurangi pekerjaan berat yang menimbulkan stres untuk mencegah gejala yang makin berat," kata dr. Rizky.
Berita Terkait
-
Sehat dan Bugar dengan Lari: Gaya Hidup Aktif Perempuan Masa Kini
-
Imam Masjid di AS Ajak Jamaah Push-Up sambil Dzikir setelah Salat Tarawih, Bagaimana Hukumnya?
-
Review Anime Ao no Hako, Cinta dan Ambisi Berpadu dalam Satu Lapangan
-
Prabowo: Sepak Bola Bukan Sekadar Olahraga, Tapi Lambang Harga Diri Bangsa!
-
Jangan Sepelekan Cedera Olahraga, Penting untuk Menangani secara Optimal Sejak Dini
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Wapres Gibran Mudik, Langsung Gercep Tampung Aspirasi Warga Solo!
-
Tragedi Pohon Tumbang di Alun-Alun Pemalang: Tiga Jamaah Salat Id Meninggal, Belasan Terluka
-
BMKG Peringatkan Hujan dan Angin Kencang di Jawa Tengah, Warga Diminta Waspada
-
Arus Mudik di Tol Kalikangkung Semarang Lancar, Simak Tips Aman Berkendara di Jalan Tol
-
Arus Mudik Membludak, One Way di Tol Semarang-Bawen Diberlakukan Lagi