Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 15 Maret 2022 | 19:54 WIB
Ketum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (tangkapan layar/video)

SuaraJawaTengah.id - Wacana penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi pembahasan sejumlah elite politik di Indonesia. Pro dan Kontra pun mereka ungkapkan soal untung dan ruginya Pemlu 2024 ditunda. 

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak para politikus untuk menyudahi berbagai wacana terkait penundaan Pemilu 2024 dan menjaga semangat reformasi.

"Mari sudahi wacana-wacana liar penundaan Pemilu ini. Fokus pada urusan-urusan kondisi sosial dan ekonomi saat ini," kata AHY  dikutip dari ANTARA di Jakarta, Selasa (15/3/2022).

Ia menegaskan penolakan Partai Demokrat terhadap usulan penundaan Pemilu 2024 karena bertentangan dengan konstitusi, semangat reformasi, dan demokrasi.

Baca Juga: Pemerintah Sudah Tahu Sejak Awal SoftBank Bakal Mundur dari Proyek IKN

Apalagi, berdasarkan hasil survei dari berbagai lembaga, seperti Litbang Kompas dan Lembaga Survei Indonesia, mayoritas rakyat Indonesia menolak wacana penundaan Pemilu.

"Dari yang disurvei, 62,3 persen tidak setuju penundaan Pemilu. Cuma 10,3 persen yang setuju," ucap dia.

Lebih lanjut, data Litbang Kompas juga menunjukkan sebesar 25,1 persen responden menyatakan tidak masalah dan 2,3 persen responden mengatakan tidak mengetahui wacana tersebut.

Terkait dengan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia mengenai alasan penundaan Pemilu, sebesar 70,7 persen responden menyatakan tidak setuju apabila Pemilu ditunda akibat COVID-19, kemudian sebesar 68,1 persen responden menyatakan tidak setuju Pemilu ditunda akibat pemulihan ekonomi, dan 69,6 persen responden menolak Pemilu ditunda akibat alasan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

"Apa pun alasannya, 70 sekian persen tidak setuju," tutur AHY menegaskan.

Baca Juga: Ketum PBNU Gus Yahya soal Wacana Pemilu Ditunda: Silakan Dibahas, Kami Tinggal Ikut Saja

Ia juga mempertanyakan kredibilitas "Big Data" yang menjadi rujukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan dan menunjukkan dukungan rakyat terhadap wacana penundaan Pemilu.

Menurut AHY, terdapat berbagai pertanyaan mengenai kredibilitas "Big Data" tersebut.

“Itu belum tentu suara organik. Buzzer emangnya nggak bekerja?” ucapnya.

Oleh karena itu, AHY mengajak masyarakat untuk menegakkan nilai-nilai demokrasi dan semangat reformasi untuk menolak wacana penundaan Pemilu 2024.

"Kita ingin menjadi Indonesia Emas 2045. Mari kita benar-benar mawas diri, menjaga agar jangan sampai terjadi kemunduran demokrasi yang akan kita sesali selamanya," ujar AHY.

Load More