Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 18 Maret 2022 | 10:03 WIB
Ilustrasi pabrik minyak goreng. Mendag M Lutfi mengungkap adanya mafia dan spekulan ingin ambil keuntungan di tengah permasalahan minyak goreng. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi mengungkap adanya mafia dan spekulan ingin ambil keuntungan di tengah permasalahan minyak goreng.

Lutfi mengatakan, sebenarnya distribusi minyak goreng di setiap provinsi cukup untuk masyarakat.

Ia menjelaskan, misalnya di tiga provinsi yakni Sumatera Utara, Jakarta, dan Jawa Timur itu pendistribusian minyak goreng cukup untuk masyarakat.

"Jadi ada tiga derah yang mirip seperti itu, pertama Surabaya, Jawa Timur yang distribusinya mencapai 91 juta, di Jakarta yang totalnya 85 juta dengan 11 juta rakyat, dan di Sumatera Utara yang mestinya berlimpah," kata Lutfi dalam rapat bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga: Mendag Salahkan Perang Ukraina-Rusia Bikin Harga Minyak Goreng Tak Terkendali, Warganet: Sebelum Itu, Sudah Antre, Pak

Namun menurutnya, ada pihak-pihak yang memang sengaja mengambil kesempatan dalam kesempitan terkait minyak goreng.

"Jadi, spekulasi kami, deduksi kami ini ada orang-orang yang mendapat, mengambil kesempatan di dalam kesempitan," ungkapnya.

Lutfi pun menjelaskan, mengapa minyak goreng bisa langka terutama di tiga provinsi yang disebutkan tadi. Yakni karena adanya indrustri dan kedekatan dengan pelabuhan.

"Jadi bapak dan ibu, kalau ini keluar dari pelabuhan rakyat, satu tongkang bisa seribu ton atau satu juta liter dikali 7 ribu, 8 ribu rupiah, ini uangnya 8 sampai 9 miliar rupiah. Kementerian Perdagangan tidak bisa melawan penyimpangan-penyimpangan tersebut," ungkapnya.

Sementara adanya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan tidak kuat dalam melawan adanya mafia-mafia tersebut.

Baca Juga: Minyak Goreng Diburu Emak-emak, Megawati Beri Kritik Menohok: Sampai Begitu Rebutannya, Kenapa Tidak Merebus?

"Jadi bapak dan ibu, yang terjadi adalah ketika banyak dari minyak ini tidak bisa dipertanggungjawabkan, makanya terjadilah kemiringan-kemiringan tersebut. Jadi pelajaran yang kami dapat di sini adalah ketika harga berbeda melawan pasar segitu tinggi dengan permohonan maaf Kementerian Perdagangan tidak bisa mengontrol. Karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat."

Mendag M Lutf (tengah) saat rapat bersama DPR bahas permasalah minyak goreng. (Suara.com/Bagasksara)

Ini Daftar Raja Minyak Goreng di Indonesia yang dihimpun dari berbagai sumber.

1. Martua Sitorus

Matua Sitorus adalah pemilik Wilmar yang didirikan bersama Kuok Khoon Hong. Ia memiliki Kekayaan USD 2,9 Miliar.

Produk Minyak goreng yang dijual Fortune, dan sania. Di majalah Forbes ia dijuluki Raja Minyak Sawit Indonesia.

2. Anthony Salim

Anthony Salim siapa yang tek kenal dengan dirinya. Selain memiliki produk mie instan yang mendunia, ia juga memiliki perusahaan kelapa sawit Indofood Agri Resources Ltd,PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).

Kekayaan Anthony Salim mencapai USD 5,9 Miliar. Ia menjual produk Minyak Goreng kemasan dengan merk Bimoli, Delima, dan Happy.

3. Bachtiar Karim

Bachtiar Karim adalah pemilik Grup Musim Mas bersama Burhan dan Bahari. Ia masuk jajaran orang terkaya di Indonesia dengan nomor urut 11 versi majalah Forbes.

Kekayaannya mencapai USD 3,1 Miliar. Ia menjual produk minyak goreng kemasan dengan merk Sanco, Amago, Voila.

4. Keluarga Widjaya

Keluarga Widjaya merupakan pemilik Grup Sinar Mas. Pendirinya adalah Eka Tjipta Widjaya.

Namun bisnisnya diteruskan oleh anak dan cucunya atau generasi kedua ketiga. Mereka menjual produk minyak goreng dengan merk Filma.

5. Sukanto Tanoto

Sukanto Tanoto adalah pemilik Grup Royal Golden Eagle International (RGEI).

Ia juga merupakan pemilik dari perkebunan kelapa sawit Asian Agri dan Apical. Kekayaannya mencapai USD 2,1 Miliar.

Produk minyak goreng kemasan yang dijual dari perusahaan Sukanto Tanoto adalah Camar.

Load More