Budi Arista Romadhoni
Minggu, 20 Maret 2022 | 08:05 WIB
Ruangan biogaster yang ada di WC umum Kampung Bustaman, ruangan tersebut sebagai tempat kontrol aliran biogas, Sabtu (19/03/22). [Suara.com/ Anin Kartika]

“Sebelum ada gas subsidi masyarakat banyak memanfaatkan biogas untuk memasak, bahkan para jagal hewan yang ada di kampung ini juga memanfaatkan biogas untuk memproses kulit binatang. Namun karena sudah banyak yang menggunakan gas subsidi, pemanfaatannya kami alihkan untuk kegiatan-kegiatan besar, misalnya hajatan warga, ataupun untuk memasak saat ada acara di balai RW," jelas Ashar.

Ia mengatakan, WC umum di Kampung Bustaman juga menjadi WC umum terbaik se-Indonesia pada 2008 lalu.

“Penghargaan itu karena pengelolaan sanitasi yang kami terapkan, dulunya warga buang hajat di kali sekarang sudah tidak ada. Ya karena ada WC umum di Kampung Bustaman, WC umum ini juga dimanfaatkan sekitar 300 warga," ujarnya.

Ia menambahkan, warga yang menggunakan WC umum untuk MCK dikenakan tarif Rp 700 rupiah.

“Dana tersebut untuk perawatan, selain itu sisa dana dikembalikan ke masyarakat lagi untuk kegiatan sosial,” imbuhnya.

Selain bisa membantu masyarakat, warga Kampung Bustaman saat ada acara besar dengan adanya biogas, warga Kampung Bustaman juga tertolong dengan adanya WC umum tersebut.

Hal itu dikarenakan mayoritas warga yang ada di Kampung Bustaman tidak memiliki WC di rumahnya.

"Adanya WC umum sangat membantu kami, ya karena perkampungan di sini padat dan jarang ada yang punya WC," jelas Wildan (32) warga Kampung Bustaman.

Wildan mengaku, sudah belasan tahun warga menggunakan WC umum di kampungnya, dan hingga kini kebersihan masih terjaga.

Baca Juga: Kasus Dua Jasad di Bawah Tol, Anak Sudah Jadi Kerangka, sang Ibu Dihabisi di Hotel

"Kalau kebersihan masih terjaga sampai sekarang, bahkan di atas WC umum ini ada balai RW yang digunakan untuk masyarakat berkumpul. Jika ada kegiatan biogasnya digunakan warga misal untuk memasak," tambahnya.

Kontributor : Aninda Putri Kartika

Load More