Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 24 Maret 2022 | 09:15 WIB
Muhammad Syamsi Ali atau Imam Shamsi Ali. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)

SuaraJawaTengah.id - Presiden Joko Widodo telah mengumunkan jika pemerintah mengizinkan masyarakat untuk mudik atau pulang kampung saat Lebaran Idul Fitri 2022. 

Namun, Jokowi menegaskan pemudik yang ingin pulang kampung halamannya bagi mereka yang telah divaksin lengkap. 

"Bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik lebaran juga dipersilahkan, juga diperbolehkan, dengan syarat sudah mendapatkan dua kali vaksin dan satu kali booster,” kata Jokowi, Rabu (23/3/2022). 

Presiden juga mengingatkan agar setiap aktivitas dalam mudik harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang ketat. 

Baca Juga: Terkait Isu Politik Dinasti Pernikahan Adik jokowi, Gibran Rakabuming: Halah Ndak Usah Ditanggapi

Pemerintah mengizinkan aktivitas mudik pada tahun ini karena mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19 yang terus membaik. Perbaikan situasi pandemi Covid-19 membawa optimisme menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri pada 2022. 

"Tahun ini umat muslim dapat salah tarawih di masjid dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," ujarnya. 

Meski demikian, pemerintah pada 2022 masih melarang pejabat dan pegawai pemerintah untuk menyelenggarakan buka puasa bersama dan juga griya lebaran atau open house. 

Menanggapi aturan baru tersebut, Imam masjid New York, Imam Syamsi Ali mengaku kecewa. Hal itu karena pemerintah kembali membuat aturan yang tidak adil bagi masyarakat Indonesia. 

Ia pun menyinggung gelaran MotoGP yang semuanya seolah dipermuda guna menyukseskan ajang balapan Internasional tersebut. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Perbolehkan Mudik Idul Fitri Tahun Ini, Syaratnya: Suntik Vaksin Booster

"Apakah yang hadir di balapan motor Mandalika dipersyaratkan Booster? Kalau tidak, lalu kenapa yang mudik ada syaratnya?," heran Imam Syamsi Ali melalui akun twitternya. 

Imam Syamsi Ali mengingatkan agar pemerintah dalam membuat aturan seharusnya memperhatikan betul asas keadilannyan. 

"Masalahnya bukan pada vaksin atau booster. Tapi pada penerapan aturan yang kadang kehilangan “sense of justice”. Tidak fair itu meresahkan," pungkas. 

Sontak saja cuitan Imam Syamsi Ali itu menuai perhatian warganet. Tak sedikit dari mereka sepemikiran dengan Imam Masjid New York tersebut. 

"Iya kenapa berubah lagi. Awal cukup 2 kali vaksi. Sekarang harus tiga kali dan apakah itu berlaku bagi yang berada di Mandalika," kata akun @FirmanXpe**. 

"Kudu banyakin istighfar ini mah, bawaannya pen maki-maki bae. Pucek emang," ucap akun @u9lykids**. 

"Salah rakyat apa pak? Pajak naik rakyat tetep bayar. BBM, migor, gas, listrik bahan bahan pokok pada naik sampai PPN naik rakyat masih bersabar. Moment setahun sekali mudik bersilaturahmi bersama keluarga masih dipersulit, mandalika tanpa syarat untuk menyaksikan motoGP," imbuh akun @Yntopribu**. 

"Peraturan berlaku tergantung kepentingan. Keadilan tidak perlu diperhatikan karena itu yang mereka pikirkan. Aturan plin-plan," sahut akun @kholid5539**. 

"Kalau 2 kali vaksin bisa dimengerti tapi kalau mesti booster juga itu gak harusnya gitu sih. Booster harusnya tak diwajibkan karena 2 dosis vaksin udah cukup buat kasih kekebalan. Entah siapa yang usulin Pak @jokowi untuk wajibkan booster buat yang mau mudik," tutup akun @fadhlierla**. 

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More