Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 05 April 2022 | 02:48 WIB
Ketua Umum Persatuan Alumni (PA) 212 ustaz Slamet Maarif.mengkritisi kelangkaan minyak goreng. [YouTube]

SuaraJawaTengah.id - Belakangan ini pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri saat mengkritisi kelangkaan minyak goreng bak jadi bumerang. 

Pasalnya banyak berbagai kalangan yang justru mengkiritik saran Megawati yang meminta masyarakat untuk tidak ketergantungan pada minyak goreng. 

Seperti diketahui Megawati secara khusus meminta masyarakat untuk mencoba alternatif memasak yang bisa direbus atau dikukus. 

Bahkan Megawati melalui partainya sampai menggelar demo memasak tanpa minyak goreng pada Senin (28/3/2022). 

Baca Juga: Viral! Pria di Pasar Ini Mirip Presiden Jokowi, Emak-emak: Pak Turunin Harga Minyak

Rupanya cara Megawati mengkritisi kelangkaan minyak goreng tersebut turut ditanggapi oleh Ketua Umum Persatuan Alumni (PA) 212 ustaz Slamet Maarif.

Melalui unggahan video Saling Sharing, ustaz Slamet Maarif memberikan komentar cukup nyelekit soal saran Megawati dalam menanggapi kelangkaan minyak goreng. 

"Ketika rakyat banyak yang antri minyak goreng langka. Kok kemudian partai wong cilik malah menyarankan memasak dibakar, direbus, atau dikukus, itu tanggapannya gimana," tanya seorang pria. 

"Kalau itu harus dimaklum, karena yang ngomong itu sudah sepuh. Bentar lagi Insya Alllah meninggal. Karena sudah sepuh gitu kan," jawab ustaz Slamet Maarif. 

"Sehingga memang udah nggak makan goreng-gorengan. Lagi menunjukkan siapa dirinya sebenarnya. Kita maklumi ajalah," lanjutnya. 

Baca Juga: Mahalnya Minyak Goreng Bikin Daya Beli Masyarakat Tergerus, BLT Jadi Solusi?

Lantas ustaz Slamet Maarif kemudian menyarankan agar Megawati di usia senjanya untuk segera bertaubat dan rajin beribadah. 

"Mestinya kalau begitu banyak bertaubat, kita doakan supaya banyak bertaubat kerena udah tua harus sadar diri," jelas ustaz Slamet Maarif. 

Tak hanya itu saja, ustaz Slamet Maarif juga menyinggung pernyataan Wakil Presiden Ma'aruf Amin soal makan dua pisang setara dengan makan satu porsi nasi. 

"Termasuk urusan pisang, yang ngomong kan orang tua juga. Mungkin perpisangannya udah tidak berfungsi atau apa. Wallahu alam hahaha," pungkasnya. 

Sebelumnya, Ma'aruf Amin pernah berbicara soal pangan dan menyatakan bahwa makan dua pisang saja sudah cukup tak perlu makan nasi. 

"Jadi sebenarnya kalau Bapak atau Ibu makan dua buah pisang, itu artinya sudah cukup mengenyangkan, untuk mengganti satu porsi nasi," kata Ma'ruf dalam keterangannya yang diterbitkan Setwapres, Rabu (20/3). 

"Tapi biasanya kita makan nasi iya, juga pisang iya. Itu sudah berlebihan,"  sambungnya.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More