Ronald Seger Prabowo
Rabu, 06 April 2022 | 04:08 WIB
Kisah Silvi Mutiari, Ustazah Transpuan di Semarang yang Aktif Mengajar Ngaji
Silvi seorang transpuan membimbing anak-anak mengaji di rumahnya, Semarang, (5/4/2022). [Suara.com/Anin Kartika] 

SuaraJawaTengah.id - Sayup-sayup lirih lantunan ayat suci Alquran terdengar di dalam ruangan bercat ungu yang sesak dipenuhi alat-alat salon kecantikan.

Rumah sekaligus salon tersebut berada di gang sempit dan hanya bisa dilewati sepeda motor yakni di jalan Randusari RT 06 RW 01, Semarang Selatan. 

Tampak seorang berkerudung dengan warna biru tua duduk bersila bersama bocah laki-laki memangku sebuah buku Iqro.

Ia adalah Silvi Mutiari, seorang transpuan yang tengah mengajari bocah laki-laki tersebut mengaji

Sejak awal pandemi Covid-19 Ia menjadi guru mengaji di kampungnya. Tepatnya, tiga kali di bulan suci Ramadhan ini, setiap menjelang sore setelah adzan Ashar. 

Sejumlah bocah laki-laki dan gadis kecil  berbondong-bondong menyambangi rumah sekaligus salon tersebut. Mereka datang untuk belajar bersama Silvi.

"Jadi setiap sore anak-anak ini datang ke rumah untuk belajar ngaji sama aku," ucap Silvi kepada SuaraJawaTengah.id, Selasa (5/4/2022)

Silvi menceritakan, awal mula dirinya memilih untuk mengajari mengaji anak-anak yang berada di sekitar rumahnya. 

Berawal dari dihentikannya seluruh kegiatan kampung termasuk kegiatan mengaji akibat merebaknya virus covid-19 pada 2020 lalu. 

Baca Juga: Bacaan Latin Surah Alkahfi Ayat 1-10 Berikut Artinya

Membuat seorang ustazah yang biasa menjadi guru mengaji di kampung Randusari tak lagi membuka kelas mengajinya. 

"Waktu itukan ada aturan Pemerintah gak boleh  berkerumun, terus ustadzah itu berhenti ngajar ngaji," katanya. 

Imbas adanya kekosongan guru mengaji, membuat sejumlah orang tua yang merupakan tetangga Silvi kebingungan mencari guru mengaji di kampung tersebut.

Lantas, Silvi memberanikan diri untuk menawarkan sebagai guru mengaji bagi anak-anak di sekitar rumahnya.Ia mengaku ketika remaja dirinya telah khatam Alquran sebanyak tiga kali. 

"Dulu aku pernah khatam Alquran beberapa kali terus coba nawarin buat ngajarin ngaji dan orang tua anak-anak mau," tutur Silvi. 

Silvi menuturkan, selama dua tahun menjadi guru mengaji, dirinya tak pernah mematok biaya bulanan kepada orang tua anak yang menimba ilmu mengaji dengan dirinya. 

Load More