Selain itu, lanjutnya, bahan bakar dengan CN tinggi akan lebih mudah terbakar pada mesin diesel. Hal ini akan mengurangi dampak suara knocking (suara klitik) pada mesin, karena pembakaran lebih efisien.
"Berbeda dengan octane number pada bahan bakar bensin, apabila nilai octane number lebih tinggi, maka titik bakar juga akan semakin tinggi dan akan menghilangkan dari efek knocking pada motor bensin. Dan dengan menggunakan Dexlite atau Pertamina Dex, akan memberikan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi," ujar Showi.
Namun demikian, Showi masih melihat adanya tantangan penerapan kebijakan ini untuk masyarakat menengah ke bawah, serta kendaraan untuk bisnis, mengingat disparitas harga antara Bio Solar dengan Dexlite yang cukup besar.
Untuk itu, penerapan kebijakan ini perlu adanya campur tangan dari pemerintah, seperti subsidi harga bahan bakar Solar yang memiliki CN lebih tinggi dari Bio Solar.
Baca Juga: KTB Menyatakan Banyak Gelontorkan Investasi Agar Mampu Penuhi Kebutuhan Euro 4
"Dexlite merupakan salah satu terobosan pengurangan emisi yang memiliki CN lebih tinggi dari Bio Solar, akan tetapi lebih rendah dari Pertamina Dex. Hal ini sudah cukup untuk menuju standar emisi Euro 4," terangnya.
Showi juga menyarankan agar pemerintah mengeluarkan peraturan-peraturan tentang pengisian bahan bakar subsidi secara lebih ketat, diantaranya SPBU harus dengan tegas tidak melayani masyarakat mampu untuk membeli bahan bakar bersubsidi.
Selain itu, masyarakat mampu juga harus berperan tidak membeli bahan bakar bersubsidi, sehingga dengan demikian diharapkan bahan bakar subsidi akan tersalurkan tepat sasaran.
"Kesadaran masyarakat yang terpupuk, serta pemerintah dalam mengatur harga bahan bakar minyak yang disesuaikan dengan kemampuan masyarakat Indonesia, akan memberikan dampak yang baik dalam pencapaian pemerintah dalam melaksanakan standar emisi Euro 4," tukasnya.
Perlu diketahui, saat ini penggunaan Solar dengan cetane number yang sesuai standar emisi Euro 4 di Indonesia masih sangat rendah. Di Jawa Tengah sendiri saja, masih sekitar 3%, jauh dibandingkan jumlah pengguna mobil bermesin diesel keluaran terbaru.
Baca Juga: KTB Targetkan Market Share 48 Persen dengan Kehadiran Truk Euro 4
"Masih jadi tugas bersama untuk mengedukasi agar penggunaan BBM bagi mesin diesel sesuai standar Euro 4 bisa diterapkan dengan baik," tegasnya.
Berita Terkait
-
KTB Serahkan Fuso Canter Euro 4 Sebagai Bahan Materi Uji Praktik Siswa SMK
-
Kasus Pertamax Oplosan Bisa Jadi Momentum Peningkatan Kualitas BBM ke Standar Euro 4
-
Penerapan Euro 4 di Jakarta Bisa Menghemat Kesehatan hingga Rp 550 Miliar
-
Pemerintah Diminta Segera Produksi BBM Rendah Sulfur
-
DCVI Hadirkan Bus Rendah Emisi di GIICOMVEC 2024
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Wapres Gibran Mudik, Langsung Gercep Tampung Aspirasi Warga Solo!
-
Tragedi Pohon Tumbang di Alun-Alun Pemalang: Tiga Jamaah Salat Id Meninggal, Belasan Terluka
-
BMKG Peringatkan Hujan dan Angin Kencang di Jawa Tengah, Warga Diminta Waspada
-
Arus Mudik di Tol Kalikangkung Semarang Lancar, Simak Tips Aman Berkendara di Jalan Tol
-
Arus Mudik Membludak, One Way di Tol Semarang-Bawen Diberlakukan Lagi