SuaraJawaTengah.id - Federasi Serikat Pekerja Perkebunan PT Perkebunan Nusantara IX (FSP Bun IX) mengadakan aksi unjukrasa di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Semarang.
Mereka menolak pembangunan kampus Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) di wilayah Kebun Ngobo Desa Wringinputih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Ketua FSP Bun IX, Susmono mengatakan pekerja melakukan penolakan pembangunan kampus Polimarin tersebut karena akan berdampak terhadap mata pencaharian mereka.
"Selain itu, kampus tersebut tidak cocok dibangun di Kabupaten Semarang, lebih baik dibangun di Kebun Siluwok Batang yang dekat laut dan terintegrasi dengan Proyek Strategis Nasional atau PSN," ungkap Susmono, Selasa (12/04/22).
Baca Juga: Ramadhan ke-10, Ini Jadwal Azan Magrib Waktu Buka Puasa di Kota Semarang
Susmono menegaskan bahwa hasil dari Kebun Ngobo sangat produktif.
"Kita itu dari hasil penilaian menjadi yang terbaik di PTPN IX dan nomor lima terbaik secara nasional. Jadi, dari pada mengorbankan lahan produktif lebih baik kampus Polimarin dibangun di Batang, disini per hektare bisa menghasilkan 1.800 karet," paparnya.
Dia mengungkapkan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kampus Polimarin seluas 30,80 hektare.
"Kami tegaskan bahwa FSP Bun IX tidak menolak pemerataan pendidikan. Tapi kami minta itu dilakukan dengan hati nurani, memertimbangkan semua hal, luluhkan ego agar hasil yang diperoleh juga baik dan maksimal," kata Susmono.
Diakuinya, dengan menggunakan lahan Kebun Ngobo, akan mengganggu unit bisnis PTPN IX. Karena sebelumnya, lahan seluas 3.100 hektare di Kebun Siluwok telah alih fungsi menjadi kawasan PSN.
Baca Juga: Masjid Kauman Semarang Dipadati Ratusan Jemaah Setiap Ramadhan yang Mengikuti Semaan Alquran
Susmono menuturkan , awalnya penunjukan Kebun Ngobo sebagai rencana kampus Polimarin tidak masalah.
Saat itu, diusulkan lahan di Kebun Ngobo, Kebun Siluwok Batang, Kebun Balong Jepara, dan Kebun Merbuh Kendal.
"Kebun Ngobo saat itu yang direkomendasikan. Namun masalah muncul saat tahun 2020, Kebun Siluwok menjadi lokasi PSN sehingga lahan karet berkurang drastis," paparnya.
Karena ada PSN tersebut, lahan PTPN sudah berkurang luasnya secara signifikan.
"Jadi kalau sekarang ada pembangunan kampus, lahan perkebunan akan berkurang lagi. Berkurangnya lahan juga berdampak bagi pekerja, baik dari sektor keamanan, pemeliharaan, dan tenaga panen," kata Susmono.
Susmono menyampaikan aksi dilakukan di kantor BPN karena ada informasi akan dilakukan pelepasan hak atas tanah dan pemberian ganti rugi.
"Kami meminta manajemen untuk melakukan negosiasi. Jika tuntutan tidak dipenuhi kami akan melakukan aksi mogok kerja," tegasnya.
Kontributor : Aninda Putri Kartika
Berita Terkait
-
Mengikuti Organisasi Kampus: Sekadar Hiburan atau Langkah Menuju Karier?
-
Apa Plus Minus Kuliah di Bali? Tak Hanya Bisa Belajar sambil Wisata, Ini Alasan Orang-orang Tak Pilih Pulau Dewata
-
5 Rekomendasi Kampus Swasta dengan Fakultas Kedokteran Terbaik
-
Manfaatkan Layanan eCampuz, STIKes Bethesda Tomohon Raih Penghargaan LLDikti
-
Lapas Overkapasitas 89 Persen, DPR Desak Pemerintah Tambah Fasilitas dan Berantas Pungli
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
- Cucu Ulang Tahun, Kado dari Kris Dayanti untuk Azura Bikin Atta Halilintar Semringah: Masya Allah!
- Dihujat Gegara Sindir Raffi Ahmad, Pendidikan Andhika Pratama dan Andre Taulany Tak Jauh Beda
Pilihan
-
Setelah Dihitung, Wamenhub Bilang Harga Tiket Pesawat Bisa Turun di Libur Nataru
-
Luhut Yakin Prabowo Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%, Ini Strateginya
-
Teken Dealership Agreement Eksklusif, MAB Jadi Distributor Resmi Truk Yutong di Indonesia
-
Tol Balikpapan-Samarinda Sepi Peminat Meski Persingkat Waktu Menuju IKN, Apa Alasannya?
-
IKN Tak Berpenghuni? Akademisi Sindir Minta Jokowi yang Jadi "Penunggunya"
Terkini
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah pada 14-16 November 2024
-
Rahasia Sukses Pertashop: Pertamina Ungkap Strategi Peningkatan Pendapatan lewat NFR
-
BMKG Prakirakan Cuaca Berawan dan Kabut di Semarang Hari Ini, Masyarakat Diminta Waspada
-
Prabowo Dukung Cagub Jateng, Bawaslu Telusuri Potensi Pelanggaran Netralitas Presiden
-
Korupsi Pengurusan Tanah di Semarang: Mantan Lurah Sawah Besar Divonis Lebih Ringan dari Tuntutan Jaksa