Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 15 April 2022 | 16:30 WIB
Ilustrasi seseorang mual dan muntah. [Freepik]

SuaraJawaTengah.id - Hukum tiba-tiba muntah saat menjalani ibadah puasa Ramadhan.

Seperti diketahui, merasakan mual di perut hingga muntah saat puasa mungkin sering dilami oleh sebagian orang.

Lalu, bagaimana jika tiba-tiba muntah saat puasa? Apakah puasa tersebut batal?

Melansir dari NU.or.id, ada dua jenis muntah yang masing-masingnya memiliki hukum yang berbeda. Untuk muntah yang tidak disengaja atau dalam artian tiba-tiba seseorang merasa mual dan akhirnya muntah, maka puasanya tidak batal.

Baca Juga: Duka Warga Kampung Cilengkong di Hari Puasa ke-13, 10 Rumah Alami Rusak karena Longsor dan Banjir Bandang

Hal itu tertulis dalam Hadis Riwayat lima imam hadist, yakni Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasa'i, yang artinya seperti berikut.

"Siapa saja yang muntah, maka ia tidak berkewajiban qadha (puasa). Tetapi siapa saja yang sengaja muntah, maka ia berkewajiban qadha (puasa)".

Dari hadist tersebut, para ulama pun menarik kesimpulan bahwa orang yang terlanjur muntah tanpa disengaja bisa melanjutkan puasanya hingga matahari terbenam. Sebab, isi perut yang keluar melalui mulut tanpa disengaja itu tidak membatalkan puasa.

Adapun untuk kasus seseorang yang hendak muntah dan makanan yang ada di dalam perutnya sudah bergerak naik namun tidak sempat keluar dan berhenti di pangkal tenggorokan, para ulama sepakat bahwa hal tersebut tidak membatalkan puasa seseorang. Orang tersebut dapat melanjutkan puasa hingga matahari terbenam.

Namun, jika muntah dilakukan dengan sengaja, misalnya dengan mencolok tenggorokan menggunakan tangan hingga muncul rasa mual dan akhirnya muntah, hal itu membatalkan puasa lantaran dilakukan secara sengaja.

Baca Juga: Viral Detik-detik Aksi Perang Sarung yang Dilakukan Remaja Wanita, Bikin Publik Geleng-geleng Kepala

Serta, apabila seseorang dengan sengaja menelan kembali muntahannya maka puasanya dianggap batal. Sehingga orang tersebut harus mengganti puasanya di hari lainnya.

Kontributor: Rishna Maulina Pratama

Load More