
SuaraJawaTengah.id - Dokter Eva Sri Diana turut angkat bicara mengenai konsep Islam merah putih yang digagas oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani.
Menurut Dokter Eva konsep Islam merah putih dinilai sebagai sesuatu yang aneh dan ia tidak setuju dengan gagasan tersebut.
"Ada vaksin nusantara, ada vaksin merah putih. Ngga mau kalah sekarang, ada Islam nusantara, ada Islam merah putih. Pertanyaannya, yang ngajarin pembagian ini malaikat mana ya?," heran Dokter Eva melalui akun twitternya.
Lebih lanjut, ia meminta konsep Islam merah putih sebaiknya dihentikan. Hal itu karena bernuansa politisasi terhadap agama Islam.
"Islam hanya satu, nggak usah dipolitisasi.Ntar dicekal malaikat Izroil, mau sakratul mautnya macet?," tambah Dokter Eva.
Cuitan Dokter Eva itu lantas langsung dibanjiri komentar warganet. Tak sedikit dari mereka juga yang terheran-heran dengan konsep Islam merah putih.
"Kitab sucinya apa ya? Pakai bahasa apa? Kiblat kemana? Naik haji kemana? Nabinya siapa? Kalau masih sama, kok ribet amat bikin yang baru. Kecuali punya Kitab Suci sendiri, kiblat sendiri dah nabi sendiri," ujar akun @UAlla**.
"Islam merah putih ajaran siapa ya, kitab sucinya apa? Setahu saya islam itu cuman islam rahmatan lil alamin yang kitab sucinya Al-Quran," tutur akun @Sadar**.
"Ketika politisi melarang politik identitas tapi mereka sendiri sedang membuat identitas dengan mempolitasi agama," imbuh akun @Mlemah**.
Baca Juga: Trending Puan Bela Emak-Emak, Netizen Singgung Trik Pilpres
"Inilah pokitik jual agama, sebenarnya mereka gak paham Islam, tapi ingin jual Islam dan ditukar dengan kekuasaan (dunia)," sahut akun @Matinokhoi**.
Sebelumnya, Ketua DPR RI, Puan Maharani mengagas keseimbangan antara nasionalisme dan agama melalui Islam Merah Putih. Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Jaringan Moderasi Beragama Indonesia, Islah Bahrawi, Kamis (28/4/2022).
Bahrawi mengungkapkan, gagasan Islam Merah Putih itu hanya orang cerdas yang paham. Menurutnya, Puan Maharani menciptakan Islam Merah Putih lantaran ingin membuat keseimbangan antara nasionalisme dengan agama.
Kata Bahrawi, dengan keberadaan Islam Merah Putih, Puan Maharani ingin mencegah maraknya politik identitas berdasarkan agama sebagai alat mencari suara saat Pemilu.
“Ibu Puan Maharani menghadirkan keseimbangan antara nasionalisme dan agama. Untungnya dengan konsep ini, ruang atau celah bagi mereka yang memakai politik identitas berdasarkan agama jadi tertutup,” kata Bahrawi, dikutip dari SuaraBanten.id (Jaringan Suara.com), Kamis (28/4/2022).
Bahrawi memberikan pandangannya terhadap ide Islam Merah Putih yang digagas Puan Maharani. Menurutnya, Islam Merah Putih akan berada di posisi tengah atau netral untuk semua kalangan, tidak terlalu ke kiri dan tidak terlalu ke kanan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- 8 Promo Kuliner Spesial HUT RI Sepanjang Agustus 2025
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Gibran Cuma Lirik AHY Tanpa Salaman, Sinyal Keretakan di Kabinet? Rocky Gerung: Peran Wapres Diambil
- Eks Menteri Agama Gus Yaqut Dicekal Terkait Korupsi Haji! KPK Ungkap Fakta Mengejutkan
Pilihan
-
Api Perlawanan Samin Surosentiko Menyala Lagi di Pati, Mengulang Sejarah Penindasan Rakyat
-
4 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Gahar, Harga mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Agustus 2025
-
Grup Emiten Boy Thohir Disebut Dapat Diskon Tak Wajar atas Pembelian Solar di Pertamina
-
Sri Mulyani: Mengelola Anggaran Tanpa Transparansi Pasti Banyak Setan
-
Sempat Dikabarkan Meninggal, Wartawan Tuturpedia Selamat dan Dirawat di RSUD Soewondo
Terkini
-
Bank Mandiri Wirausahakan Petani Kebumen, Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional
-
Niat Hati Minta Maaf, Bupati Pati Sudewo Malah Dilempar Botol, Publik Geram: Tidak Punya Malu!
-
Banjir Air Mineral di Alun-alun Pati: Balasan Menohok Warga Atas Ucapan Arogan Bupati Sudewo
-
Kantor Kejaksaan Dijaga TNI, Kajati Jateng Wanti-wanti: Jangan Arogan dan Sulitkan Warga!
-
Mahasiswa Temanggung Merapat! Beasiswa S1 Rp 6 Juta per Tahun dari Baznas, Kuota Masih Separuh!