SuaraJawaTengah.id - Tahun ini, kali pertama Suwarti merayakan Lebaran tidak bersama Sumardi, suaminya. Seperti ribuan keluarga lainnya yang kehilangan sanak famili, saat gelombang maut Covid-19 terjadi tahun lalu.
Juli besok, tepat satu tahun Suwarti (53 tahun) harus merelakan suaminya pergi. Melepasnya tanpa sempat mengucapkan kata perpisahan.
“Waktu itu saya bahkan nggak bisa melepas bapak mengantar ke sini (ke pemakaman),” kata Suwarti dengan nada datar kepada Suarajawatengah.id.
SuaraJawaTengah.id menemui Suwarti di blok khusus pemakaman Covid, TPU Giriloyo, Kota Magelang. Dibonceng anaknya, Galuh Sekar Wardani (22 tahun), ibu dan anak ini berkunjung ke makam bapak.
“Sudah jadi kebiasaan keluarga kami, dua hari sebelum Hari Raya pasti ziarah ke makam keluarga. Ya semua keluarga diziarahi,” ujar Suwarti.
Tidak seperti situasi blok lainnya di TPU Giriloyo yang ramai peziarah. Blok khusus Covid ini begitu lengang.
Hanya beberapa peziarah yang datang bersama 1 atau 2 orang saja. Tidak banyak suara yang terdengar selain raungan mesin pemotong rumput di kejauhan.
Raut sedih masih jelas terlihat dari wajah-wajah mereka. Mungkin karena rasa kehilangan belum sepenuhnya pergi.
Standar pemakaman Covid melarang keluarga ikut mengurus jenazah. Mereka hanya boleh melihat prosesi pemakaman dari jauh.
“Waktu itu ibu masih di Surabaya. Jadi hanya kami anak-anak yang ada di rumah. Kami cuma boleh melihat pemakaman bapak dari jauh. Dari pinggir jalan ini,” kata Galuh Sekar Wardani mengenang prosesi pemakaman ayahnya.
Suaminya meninggal saat Suwarti masih bekerja di Surabaya. Sehari-hari keluarga ini tinggal terpisah dengan Sumardi yang mengurus anak-anak di Kota Magelang.
Saat mendapat kabar suaminya meninggal, Suwarti tidak bisa langsung pulang. Situasi saat itu sedang genting. Kasus penularan Covid sedang tinggi-tingginya.
“Saya nggak bisa langsung pulang. Saya kan kerja di Surabaya. Itu pas genting kan," tuturnya.
Begitu PPKM dilonggarkan seminggu kemudian, Suwarti baru bisa pulang ke Kota Magelang. “Sudah tahlil hari ketujuh baru saya bisa ketemu anak-anak. Sedih kok nggak bisa nemoni (ketemu) bapaknya," ucapnya.
Juni hingga Juli 2021 jumlah kasus kematian akibat Covid melonjak tajam. Petugas pemakaman Covid TPU Giriloyo pada Juni 2021 memakamkan 45 jenazah Covid.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara