Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni
Selasa, 10 Mei 2022 | 15:30 WIB
Ripto menggunakan poster untuk menjelaskan pandemi Covid-19 (dok. ID COMM)

Salah satu pengalaman lain yang tak terlupakan bagi Ripto adalah ketika mengajak warganya yang ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) untuk vaksinasi.

Saya memberikan contoh dengan Bahasa Jawa bahwa jika tidak divaksin COVID-19, tetangga saya tersebut akan mudah terserang COVID-19 dan akan diisolasi. Kebetulan kakak dari ODGJ tersebut pernah dijemput petugas untuk melakukan isolasi terpusat. Hal tersebut saya jadikan contoh untuk dapat memberikan gambaran risiko jika tidak divaksin sekaligus saya motivasi," katanya.

Ripto mengakui tidak mudah mengedukasi perihal vaksin Covid-19 dan langkah pencegahannya terhadap ODGJ. Tetapi, Ripto tetap berusaha menjangkau mereka dengan pendekatan secara personal dan perlahan.

“Saya punya pengalaman lucu saat mendampingi tetangga ODGJ. Ketika sampai di tempat vaksinasi, ia bertanya kepada saya ‘Mbake ayu yo Mas? Kae opo bojomu Mas?'. Mendengar ucapannya saya tertawa, kemudian menjelaskan bahwa mereka bukan istri saya, melainkan petugas kesehatan yang akan melakukan vaksinasi,” ungkap Ripto.

Tak lupa, Ripto juga memberikan apresiasi pada penderita ODGJ yang sudah bersedia vaksinasi dengan membelikan mereka makanan.

Harapannya teman-teman ODGJ punya kesan yang baik terhadap vaksin dan bersedia melakukan vaksinasi tahap selanjutnya.

Load More