SuaraJawaTengah.id - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) turut memengaruhi tingkat inflasi pada bulan Mei 2022 di Purwokerto dan Cilacap.
Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Rony Hartawan.
"Tingkat inflasi pada bulan Mei 2022 di Purwokerto sebesar 0,63 persen (mtm), sedangkan di Cilacap sebesar 0,59 persen (mtm)," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (3/6/2022).
Ia mengatakan salah satu pendorong inflasi di Purwokerto dan Cilacap adalah kenaikan harga daging sapi yang dipengaruhi oleh wabah PMK yang telah menyebar di Jawa sejak awal Mei 2022.
Baca Juga: Sebanyak 1.276 Hewan di Kabupaten Bandung Diisolasi Usai Positif PMK
Menurut dia, pasokan juga diperkirakan terganggu seiring adanya pemberlakuan "lockdown" dalam mengantisipasi penyebaran virus PMK tersebut. Kenaikan harga daging sapi tersebut turut menyumbang inflasi bulan Mei 2022 di Purwokerto maupun Cilacap sebesar 0,06 persen.
Kendati demikian, Rony mengatakan sumbangan terbesar terhadap tingkat inflasi bulan Mei di Purwokerto dan Cilacap justru berasal dari kenaikan harga telur ayam ras, masing-masing sebesar 0,09 persen dan 0,07 persen.
"Kenaikan harga telur ayam ras terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat dan kenaikan biaya pakan," katanya.
Selain itu, kata dia, harga komoditas bawang merah juga mengalami kenaikan seiring berkurangnya pasokan dari sentra produksi, sehingga menyumbangkan inflasi sebesar 0,06 persen di Purwokerto dan 0,05 persen di Cilacap.
Terkait dengan inflasi bulan Mei 2022 di Purwokerto yang sebesar 0,63 persen (mtm), Rony mengakui pencapaiannya lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,65 persen (mtm).
Baca Juga: 111 Hewan Ternak di Kulon Progo Positif PMK, Satu Mati
"Inflasi terutama bersumber dari peningkatan harga pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil sebesar 0,43 persen. Dilihat dari komoditasnya, penyumbang inflasi terbesar pada periode ini adalah komoditas telur ayam ras, bawang merah, daging sapi, jeruk, dan kangkung," katanya menjelaskan.
Di sisi lain, kata dia, tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh koreksi harga beberapa komoditas terutama minyak goreng, nangka muda, anggur, emas perhiasan, dan kelapa.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi di Purwokerto secara tahun kalender tercatat sebesar 3,85 persen (ytd) dan secara tahunan sebesar 5,28 persen (yoy).
"Capaian inflasi tahunan tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi Mei tahun 2019 sampai dengan 2021 di Purwokerto yang sebesar 2,00 persen (yoy)," katanya.
Rony mengatakan inflasi bulan Mei 2022 di Cilacap yang sebesar 0,59 persen (mtm) lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 1,68 persen (mtm).
Menurut dia, inflasi utamanya bersumber dari peningkatan harga kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang memberikan andil sebesar 0,47 persen.
"Komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Cilacap adalah telur ayam ras, daging sapi, kacang panjang, bawang merah, dan angkutan antarkota. Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh koreksi harga pada beberapa komoditas pangan, utamanya ikan kembung, beras, emas perhiasan, cabai merah, dan labu siam atau jipang," katanya.
Ia mengatakan inflasi di Cilacap secara tahun kalender tercatat sebesar 4,26 persen (ytd), sedangkan secara tahunan sebesar 5,46 persen (yoy) pada posisi Mei 2022.
Menurut dia, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi Mei tahun 2019 sampai dengan 2021 di Cilacap yang sebesar 1,84 persen (yoy).
"Bank Indonesia tetap konsisten menjaga inflasi di kisaran sasarannya 3 persen plus minus 1 persen (yoy) pada 2022. Adapun risiko yang dapat memengaruhi pencapaian inflasi ke depan, antara lain meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan arah pemulihan ekonomi nasional serta dampak inflasi dari kenaikan permintaan dan harga barang di luar negeri," katanya.
Terkait dengan hal itu, Rony mengatakan koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, dan pihak terkait lainnya akan terus dilakukan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Muhadjir Effendy Ungkap Rencana usai Pensiun jadi Menteri: Kembali ke Kampus
-
Nasib Kelas Menengah Terancam Miskin Ekstrem, Menko PMK: Tingkat Pengangguran jadi Tantangan Tersendiri
-
Pemerintah RI Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Palestina hingga Sudan, Masyarakat Ternyata Ikut Patungan
-
Pemerintah Janji Lebih Serius Tanggapi Masalah Kesehatan Mental pada Masyarakat
-
Menko PMK: Tak Ada Jaminan Kenaikan Investasi Serap Tenaga Kerja
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Selamat Ulang Tahun ke-101, Persis Solo!
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
Terkini
-
BMKG: Cuaca Semarang Diperkirakan Berawan Tebal, Warga Diminta Tetap Waspada
-
Alokasi Anggaran Sampai Rp750 Juta, Jateng Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis
-
Jelang Nataru, Polisi Batasi Operasional Truk di Jateng
-
Target 2045: Semarang Bangun Kota Tangguh Bencana dan Berdaya Saing Global
-
Semen Gresik Tebar Kebaikan, Bantu Pedagang Sayur Keliling di Rembang Tingkatkan Penghasilan