SuaraJawaTengah.id - Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Trimedya Panjaitan menyentil keras Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo karena dinilai tidak memiliki prestasi dan kemlintihi untuk menjadi calon presiden 2024.
Pernyataan anggota DPR RI itu disebut Ketua Ketua Jaringan Rakyat Nusantara (Jari Nusantara) Bambang Mugiarto sebagai akrobat politik untuk mencari panggung.
"Trimedya Panjaitan sedang melakukan akrobat politik untuk mencari panggung. Alih-alih membangun politik dirinya yang telah redup, apa yang dilakukan Trimedya justru merugikan PDI Perjuangan sendiri," kata Bambang, Jumat (3/6/2022).
Menurut Bambang yang dikenal sebagai kader gaek PDI Perjuangan di Jawa Tengah, pernyataan Trimedya Panjaitan merugikan PDI Perjuangan karena selain isinya menyesatkan, juga bertujuan untuk membangun citra negatif terhadap Ganjar.
"Pernyataan itu sejatinya berdampak negatif terhadap partai. Karena sebagai Gubernur Jateng, Mas Ganjar adalah kader PDI Perjuangan," tandasnya.
Bambang mengatakan, pernyataan Trimedya baik tentang kemiskinan di Jawa Tengah maupun tudingan bahwa Ganjar melakukan manuver politik demi menjadi calon presiden 2024 adalah keliru dan menyesatkan.
"Tudingan tentang kemiskinan di Jateng yang naik misalnya, dia dapat data dari mana? Saran saya, bung Trimedya perlu memperkaya literasi statistiknya," ujar Bambang yang juga Ketua Umum Seknas Jokowi Jawa Tengah.
Jika acuannya Badan Pusat Statistik (BPS), kata Bambang, maka Jawa Tengah bukanlah provinsi termiskin di Pulau Jawa. Meskipun data BPS mencatat kemiskinan di Jawa Tengah lebih tinggi dari angka nasional, yakni mencapai 11,25 % pada tahun 2021dan angka nasional mencapai 9,71 persen, tetapi angka kemiskinan di Yogyakarta mencapai 11,9 %.
"Data BPS, penduduk miskin di Jabar dan Jatim ternyata angka prosentasenya lebih tinggi dari Jateng yang angkanya 3,9 juta," ujarnya.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Guyur Dana Rp20 Miliar ke 9 Parpol, PDIP Dapat Paling Banyak
Sementara terkait tudingan jika Ganjar melakukan manuver politik demi menjadi calon presiden 2024 menurut Bambang tidak memiliki dasar yang jelas. Sebab Ganjar selalu menegaskan urusan capres yang nantinya diusung PDIP adalah hak prerogatif ketua umum Megawati.
Begitu juga dengan munculnya sejumlah relawan yang mendaklarasikan Ganjar Presiden, hal itu disebut Bambang murni lahir dari bawah dan tidak ada kaitannya dengan Ganjar.
"Karena kerelwanan politik ini terlahir dari demokrasi yang sesungguhnya menjanjikan partisipasi publik secara lebih luas, baik di dalam maupun di luar pemilu. Kecenderungannya, relawan politik berbasis pada kinerja individu atau figure-based politics. Bukan lagi berbasis patronase dan oligarkhis," ujarnya.
Sebelumnya, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan mempertanyakan kinerja Ganjar Pranowo sebagai orang nomor satu di Jawa Tengah.
"Ganjar apa kinerjanya delapan tahun jadi gubernur, selain main medsos? Apa kinerjanya?," ujar Trimedya, Rabu (1/6/2022).
Trimedya membandingkan kinerja Ganjar dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani. Dia menilai Puan lebih memiliki rekam jejak yang jelas baik di perpolitikan maupun dalam kepemimpinannya di beberapa jabatan.
Anggota Komisi III DPR itu menyebutkan sejumlah rekam jejak Puan mulai dari Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR ketika PDI Perjuangan masih menjadi oposisi di era pemerintahan SBY, selama menjabat sebagai Menteri Koordinator PMK, dan ketua DPR RI.
"Tolong gambarkan track record Ganjar di DPR. Kemudian sebagai gubernur selesaikan Wadas itu, selesaikan rob itu, berapa jalan yang terbangun, kemudian sekarang diramaikan kemiskinan di Jateng malah naik. Tolong masyarakat juga aple to aple membandingkan," kata dia.
Trimedya bahkan menyebut Ganjar terlalu ambisius menjadi calon presiden dan tidak menghormati sosok Ketua Umum PDIP Perjuangan, Megawati.
"Kalau kata orang Jawa kemlinthi (sok, songong, congkak) ya, sudah kemlinthi dia. Harusnya sabar dulu, dia jalankan tugasnya sebagai gubernur Jateng. Dia berinteraksi dengan kawan-kawan struktur di sana DPD, DPC DPRD provinisi, DPRD kabupaten/kota, itu baru," ujarnya.
Kontributor : F Firdaus
Berita Terkait
-
Pengamat: Kekalahan PDIP di Pilkada Jateng Dipengaruhi Endorsement Jokowi-Prabowo
-
Seret Nama Kapolri soal 'Partai Cokelat' Disebut Cawe-cawe di Pilkada, PDIP: Kasihan Presiden Prabowo
-
Sebut Jateng Bukan Lagi Kandang Banteng, PDIP: Sekarang Jadi Kandang Bansos dan Partai Cokelat
-
PDIP Desak Prabowo Copot Kapolri, Singgung 'Syahwat Politik Jokowi'
-
Tudingan Keras! 'Partai Cokelat' jadi Alat Politik, Elite PDIP Sebut Budaya Jokowisme Bikin Pemilu Cacat
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Jelly Master, Game Mukbang Gratis yang Menggemaskan
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
-
Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Antam Berbalik Merosot
-
Maskapai Rela Turunkan Harga Tiket Pesawat Selama Libur Nataru
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
Terkini
-
Waspada! Semarang Berpotensi Hadapi Hujan Lebat dan Angin Kencang Selama Sepekan ke Depan
-
Akademisi UIN Walisongo Soroti Praktik Politik Uang dan Lemahnya Peran Bawaslu di Pilkada 2024
-
Misteri Tewasnya Siswa SMK di Semarang: Polisi Bongkar Makam untuk Ungkap Fakta!
-
Hasil Sementara Pilkada Kendal: Tika-Benny Unggul Signifikan, Ajak Rival Bersatu
-
UMKM Singorojo Bergeliat! Telkomsel Perluas Jaringan Internet di Daerah Terpencil