Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 10 Juni 2022 | 17:21 WIB
Peneliti UNDIP menunjukan desain kapal yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk para nelayan. [Dok Humas]

Ditilik dari biaya produksi, penggunaan bahan HDPE lebih hemat 50 persen dibanding dengan menggunakan bahan kayu. Pemakaian kayu untuk kapal nelayan biasanya membutuhkan biaya material sekitar Rp 25 juta, jika memakai bahan HDPE biayanya sekitar Rp 15 juta.

Kemudian soal bobot, kapal nelayan berbahan kayu beratnya sekitar 2-3 ton sedangkan HDPE kurang dari 1 ton atau hanya 750 kg. Dari sisi waktu pembuatannya, pemanfaatan bahan HDPE memerlukan waktu yang relatif singkat dan untuk setiap design bisa dilakukan pencetakan ulang, sehingga memudahkan perajin kapal nelayan.

"Yang menjadi kesulitan kami saat ini adalah alat potong yang harus memakai Router Cnc karena material bahan HDPE kita belum penggalaman. Saat ini kita menggunakan cara manual dan sedikit membutuhkan waktu dan harus berhati-hati karena pemotongan harus sesuai ukuran yang diinginkan," ungkap Ridwan.

Penelitian yang juga dipakai menjadi media pembelajaran berbasis proyek (PBL) untuk mewadahi kegiatan magang mahasiswa ini menggandeng perusahaan asal Bekasi Jawa Barat yang juga berupaya mengembangkan kapal berbahan HDPE yang ramah lingkungan.

Dengan adanya badan usaha selaku mitra, akan memudahkan pemasaran produk, “Tujuan utama penelitian adalah meminimalisir penggunaan bahan dasar kayu, menyediakan bahan yang lebih murah, ekonomis dan layak laut. Manfaat lainnya adalah terpenuhinya link and match dengan dunia industri bersama kampus.”

Diketahui tim program penelitian yang kegiatannnya berlangsung November 2021 sampai November 2022 adalah Dr Mohd Ridwan; Samuel FK ST MM; Indro Dwi Cahyono ST MT, Adi Kurniawan Yusim ST MT; Sulaiman AT MT; Noviarianto S.T Meng; Dr Sunarso Sugeng AT MT; Dr Seno Darmanto ST MT; serta 6 mahasiswa Program Studi (Prodi) D4 Teknologi Rekayasa Konstruksi Perkapalan.

Load More