SuaraJawaTengah.id - Peternak di Kabupaten Boyolali, menyambut baik rencana pemerintah memberikan bantuan Rp10 juta per ekor sebagai pengganti ternak yang harus dimusnahkan karena penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Saya menyambut baik jika ada program pemerintah mengganti hewan ternak milik petani yang mati karena PMK. Kasihan para peternak sapi wabah PMK butuh bantuan dari pemerintah," kata peternak sapi di Dukuh Kembangsari, Desa Madu, Kecamatan Mojosongo, Triyanto, dilansir dari ANTARA, Sabtu (25/6/2022).
Ia mengaku memiliki 10 ekor sapi perah yang positif PMK, di antaranya satu ekor anakan dengan usia dua minggu mati.
Dia berharap, pemerintah bukan hanya memberikan bantuan terkait sapi yang mati, akan tetapi juga ada bantuan langsung tunai seperti halnya dalam penanganan pandemi COVID-19.
Penularan PMK, kata dia, membuat kondisi ekonomi peternak lebih sulit ketimbang saat pandemi COVID-19.
Dia menyatakan setuju pemusnahan sapi terkena PMK dengan kondisi parah, untuk selanjutnya ada penggantian Rp10 juta per ekor.
Ia menyatakan tidak setuju sapi positif PMK yang sebenarnya masih bisa diobati, namun malah dimusnahkan, semata-mata untuk mendapatkan penggantian Rp10 juta tersebut.
Bupati Boyolali M. Said Hidayat menjelaskan hingga saat ini belum ada petunjuk teknis dari pemerintah pusat terkait dengan bantuan penggantian sapi yang dimusnahkan karena PMK, terutama milik peternak UMKM tersebut.
Pemkab Boyolali akan melihat petunjuk teknis terlebih dahulu untuk mendukung program pemerintah pusat itu.
Baca Juga: Kepala BNPB: Daerah Zona Merah PMK Bakal Dilockdown
Hingga saat ini, pemkab setempat masih fokus penanganan dan pendataan terkait dengan antisipasi penyebaran PMK makin luas.
Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Boyolali secara bertahap mendapatkan bantuan vaksinasi dari pemerintah pusat guna mengatasi wabah PMK tersebut, dengan tahap pertama 1.900 dosis vaksin.
Disnakan setempat sudah diminta mengagendakan vaksinasi kepada hewan ternak di daerah prioritas. Vaksinasi ternak disesuaikan jumlah vaksin yang diterima dengan melaksanakan skala prioritas terlebih dahulu.
Selama vaksinasi, kata dia, operasional pasar hewan masih ditutup, untuk meminimalisasi penyebaran PMK.
Ia meminta masyarakat, khususnya peternak, bersabar dan bersama pemerintah mencari solusi atas wabah PMK.
Ia mengharapkan para peternak tidak terlebih dahulu membeli hewan ternak dari luar Boyolali guna mencegah penularan PMK makin luas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC