Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 30 Juni 2022 | 14:24 WIB
Prosesi Ruwatan Bocah Rambut Bajang, Dieng, Banjarnegara, Selasa (2/11/2021). [Suara.com/Citra Ningsih]

SuaraJawaTengah.id - Kegiatan seni budaya "Dieng Culture Festival (DCF) XIII Tahun 2022" bakal digelar di Dataran Tinggi Dieng pada bulan September.

"Namun untuk kepastian tanggalnya masih dalam pembahasan, kemungkinan minggu kedua September 2022," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) "Dieng Pandawa" Alif Faozi dikutip dari ANTARA di Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis (30/6/2022).

Ia mengakui pihaknya sempat berencana untuk menggelar DCF 2022 pada Agustus, seperti tahun-tahun sebelumnya.

Akan tetapi berdasarkan perhitungan kalender Jawa, kata dia, Bulan Agustus masih berada dalam hitungan Bulan Sura.

Baca Juga: GeoDipa Segera Uji Alir PLTP Dieng

"Menurut para sesepuh, kalau kita membuat acara yang ramai itu tidak disarankan karena filosofi budaya Jawa, Bulan Sura adalah bulan spiritual, kita lebih meningkatkan rohani dan kekuatan batin," kata Alif.

Selain masih membahas tanggal pelaksanaan DCF 2022, kata dia, pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Banjarnegara juga sedang mengajukan perizinan kepada Satgas Penanganan COVID-19, khususnya kepolisian, karena saat ini masih dalam suasana pandemi.

Pihaknya berharap DCF 2022 dapat digelar secara luring seperti saat sebelum pandemi karena dua pergelaran DCF sebelumnya dilaksanakan secara hibrida dengan jumlah tamu yang hadir secara langsung dibatasi.

"Kalau semuanya sudah oke, pergelaran DCF 2022 akan segera kami launching. Semoga pada saatnya nanti, sudah tidak lagi pandemi, tetapi sudah endemi, sehingga DCF 2022 benar-benar bisa digelar secara luring, seperti tahun 2019 dan tahun-tahun sebelumnya," kata Alif.

Ia pun menyebutkan beberapa festival yang digelar di sejumlah daerah dalam beberapa waktu terakhir dengan melibatkan massa dengan jumlah besar.

Baca Juga: Banyak Mobil Tak Kuat Jalan di Tanjakan 15 Persen Dieng

Kendati demikian, dia, hal itu sangat tergantung pada situasi COVID-19 di masing-masing daerah.

"Oleh karena itu, salah satu yang kami genjot adalah sosialisasi untuk kita sendiri dan masyarakat Banjarnegara dalam rangka meningkatkan capaian vaksinasi booster," katanya.

Bahkan, kata dia, pihaknya tidak menutup kemungkinan dalam penyelenggaraan DCF 2022 akan menyediakan tempat untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19.

Dalam hal ini, lanjut dia, pengunjung DCF 2022 wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai bukti telah mendapatkan vaksin dosis ketiga.

"Pengunjung akan dicek melalui aplikasi PeduliLindungi, apakah sudah sesuai dengan harapan kami bahwa mereka yang boleh datang telah mendapatkan vaksin booster," katanya.

Ia mengatakan pengunjung yang baru mendapatkan vaksin dosis kedua masih diperbolehkan mengikuti kegiatan asalkan bersedia divaksin dosis ketiga.

"Kalau tidak mau, mohon maaf, tidak boleh mengikuti acara. Itu salah satu persiapan kami," katanya menegaskan.

Terkait dengan jumlah peserta ruwatan anak berambut gimbal yang menjadi acara utama dalam setiap pergelaran DCF, Alif mengatakan pihaknya menargetkan sebanyak tujuh anak karena dalam filofi Jawa "pitu" mengandung makna "pitutur" atau nasihat.

Akan tetapi jika dalam kondisi darurat ada anak berambut gimbal yang benar-benar harus dibantu dan harus dicukur (diruwat, red.) pada tahun itu, kata dia, pihaknya akan memfasilitasinya selama anggarannya mencukupi untuk membiayai permintaan si anak dan lain-lain.

"Namun kalau situasinya tidak memungkinkan untuk digelar secara luring karena faktor pandemi, kemungkinan jumlah peserta ruwatan akan dikurangi, tidak lagi tujuh, tapi lima anak," katanya.

Alif mengatakan pihaknya juga berencana untuk kembali menggelar pergelaran musik Jaz di Atas Awan, pameran produk unggulan, pergelaran seni tradisi, serta sejumlah kegiatan pendukung lainnya, seperti dalam DCF 2019 dan tahun-tahun sebelumnya.

Load More