Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 08 Juli 2022 | 21:23 WIB
Yosia (kanan) napi Lapas Semarang saat memutuskan jadi mualaf menjelang Idul Adha. [Ayosemarang.com/Lapas Semarang]

SuaraJawaTengah.id - Pemandangan berbeda terlihat di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang, Jumat (8/7/2022).

Seorang warga binaaan bernama Yosia memantabkan hati dan niat untuk memeluk agama Islam alias menjadi mualaf.

Dipimpin Ustaz Thohir Khusnan di Masjid At-Taubah, Yosia mengucapkan kalimat syahadat dan mengubah namanya menjadi Muhammad Anton Saputra.

Melansir Ayosemarang.com--jaringan Suara.com, Yosia mecneritakan jika keinginan menjadi mualaf atas dasar sukarela.

Baca Juga: Arie Kriting Disuruh Masuk Agama Islam, Jawabannya ke Netizen Bikin Ngakak

"Saya menjadi mualaf secara sukarela dan didasari hati nurani tanpa ada tekanan dari pihak lain. Jadi ini murni niat kami," ujar Yosia.

Dia menceritakan, proses menjadi mualaf dilakukan setelah dirinya mendapat hidayah yang sejak lama karena merasa sejuk dan nyaman di dalam Islam.

"Saya sudah sedikit belajar agama ini dan cara ibadahnya. Karena teman-teman sesama warga binaan di kamar hunian rajin shalat berjamaah dan mengaji bersama sehingga membuat hati semakin sejuk," ungkapnya.

Pria berusia 27 tahun ini dibantu berwudhu dan selanjutnya mengucapkan syahadat meski dengan sedikit terbata-bata dengan disaksikan oleh petugas dan puluhan narapidana lainnya.

Diketahui, Yosia yang tercatat sebagai warga Pedurungan Semarang, terjerat kasus Undang-Undang Kesehatan dan masih menunggu putusan dari Pengadilan Negeri Semarang.

Baca Juga: Saat Kepala Rutan Klas I Surakarta Kasih Wejangan kepada Narapidana yang Mau Kabur

Yosia juga mengubah namanya menjadi Muhammad Anton Saputra sesuai keputusan dan saran dari narapidana serta saksi yang hadir.

Sementara itu, Kalapas Semarang, Tri Saptono Sambudji mengungkapkan, dirinya terharu ketika mendengar kabar ada seorang narapidana ingin memeluk agama Islam.

Kata Tri Saptono, Lapas Semarang hanya memfasilitasi berdasarkan informasi tentang kemauan seorang narapidana yang ingin menjadi mualaf.

“Dengan harapan mualafnya narapidana tersebut harus benar dari hati dan tidak dijadikan azas manfaat dan bukan suatu modus” harapnya.

Selain itu, Lapas Semarang juga berharap, setelah memeluk agama Islam diharapkan dapat mendalami Ilmu agama Islam, baik tentang tata cara shalat, maupun tata cara membaca Al Quran serta mendalami Ilmu agama Islam di bidang lainnya.

"Semoga para mualaf ini bisa menjadi muslim yang taat dan tetap istiqomah," pungkasnya.

Load More