SuaraJawaTengah.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berpendapat bahwa calon presiden (capres) Indonesia ke depan harus memiliki kesadaran geopolitik kepemimpinan Indonesia untuk dunia
"Capres ke depan harus punya kesadaran geopolitik agar ketika mengembangkan wilayah strategis Indonesia, dia bisa melihat berbagai aspek geostrategis dan geoekonomi bagi kepemimpinan Indonesia untuk dunia," kata Hasto dikutip dari ANTARA dalam kuliah umum mengenai Geopolitik Soekarno di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (28/7/2022).
Doktor Ilmu Pemerintahan dari Universitas Pertahanan (Unhan) itu memaparkan soal teori geopolitik Soekarno yang menjadi hasil penelitian yang tertuang menjadi disertasi doktoral di Universitas Pertahanan RI.
Ia mengatakan teori geopolitik Soekarno berciri didasarkan pada ideologi Pancasila dan bertujuan membangun tata dunia baru.
Baca Juga: Diundur! Rapimnas Gerindra Umumkan Sikap Politik Prabowo pada Pilpres 2024
Kemudian, katanya, berdasarkan prinsip bahwa dunia akan damai apabila bebas dari imperialisme, kolonialisme, dan pentingnya menggalang solidaritas bangsa berdasarkan prinsip koeksistensi damai ("peaceful coexistence). Selanjutnya, berorientasi pada struktur dunia yang demokratis, sederajat, dan berkeadilan.
Teori Geopolitik Soekarno ini didasarkan pada 7 variabel, yakni demografi, teritorial, sumber daya alam, militer, politik, koeksistensi damai, sains, dan teknologi.
"Berdasarkan teori geopolitik Soekarno, dapat dibuktikan bagaimana variabel demografi, teritorial, politik, militer, sumber daya alam, koeksistensi damai, dan sains-teknologi menjadi 'instrument of national power' yang berperan penting bagi ketahanan nasional Indonesia," kata Hasto dalam siaran persnya.
"Instrument of national power itulah yang harus dibangun, didayagunakan, dan diuji efektivitasnya. Misalnya, dalam kasus perang Rusia-Ukraina. Rusia menggunakan kekuatan energi, pangan, demografi, teritorial, dan teknologi," ujarnya lagi.
Hasto memaparkan persamaan yang ditemukan dalam risetnya. ia mengatakan dari persamaan itu, faktor pertama yang terpenting adalah kepentingan nasional.
Baca Juga: Sudah Bebas, Habib Rizieq Akan Digandeng PKS untuk 2024?
"Presiden harus merumuskan kepentingan nasional kita. Apa kepentingan kita di Laut Tiongkok Selatan yang bisa terjadi perang setiap saat? Kalau terjadi perang, pasti Selat Malaka diblok. Karena itu memotong jalur energi ke Tiongkok 80 persen. Apa yang bisa dilakukan, termasuk melalui Selat Malaka. Apalagi ada IKN di Kaltim," paparnya.
Dalam konteks pertahanan, faktor kedua di dalamnya adalah diplomasi. Faktor terbesar ketiga adalah teknologi, di mana di dalamnya ada aspek pendidikan dan "city of intellect" yang harus dikelola sebaiknya.
Hasto mengatakan faktor berikutnya yang terpenting adalah teritorial. Menurut Hasto, ada analisa yang menilai Indonesia belum terlalu punya kesadaran teritorial. Sebab Indonesia merasa sebagai bangsa benua sehingga laut tidak menjadi halaman depan.
"Itulah sebabnya pada zaman Pak Jokowi ada perubahan paradigma menetapkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dengan laut menjadi halaman depan kita. Mari kita lihat ke laut yang menyatukan kita, masa depan kita. Unhas harus mengembangkan kelautan sehingga kita menjadi terhebat," tuturnya.
Hasto mengatakan universitas harus mempersiapkan seluruh aspek kepemimpinan nasional, yakni dengan membangun kesadaran cara pandang geopolitik dalam mendayagunakan seluruh potensi "instrument of national power" bagi ketahanan nasional, kemajuan pembangunan, dan pertahanan negara Indonesia.
Di acara itu, ratusan mahasiswa dan civitas akademika Unhas hadir. Selain itu, hadir pula civitas akademika dari Universitas Negeri Makassar, Politeknik Negeri Makassar, dan Universitas Pertahanan RI.
Turut hadir sejumlah kepala daerah dan anggota DPR/DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Ketua DPD PDIP Sulsel Ridwan Andi Wittiri, Sekretarisnya Rudi Pieter Goni dan Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri.
Berita Terkait
-
Tumbang di Jateng, Hasto PDIP: Kandang Banteng Justru Berkembang Biak
-
Pantau Quick Count Airin Kalah, Hasto PDIP Sebut Ada Anomali Pilkada Banten Akibat Intimidasi Kekuasaan
-
Elite PDIP Pede Pramono-Rano Bisa Kalahkan Endorsement Prabowo ke RK-Suswono
-
Elite PDIP Bantah Alwin Kiemas Keponakan Megawati: Sengaja Dipakai Menyerang Ibu Mega dan Partai
-
Blak-blakan Hasto Sebut Keterlibatan Partai Coklat di Pilkada Sumut: Jangan karena Menantu Jokowi, Segala Cara Dipakai
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
Terkini
-
UMKM Singorojo Bergeliat! Telkomsel Perluas Jaringan Internet di Daerah Terpencil
-
Nusakambangan Tambah Tamu: 6 Napi Teroris Dipindah ke Supermax Security
-
Pengamat: Peran Jokowi dan Prabowo Kunci Kemenangan Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jawa Tengah
-
Kemenangan Jaguar di Pilwalkot Semarang: Strategi PDIP Didukung Logistik yang Besar
-
Kemenangan Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng: Analisis Faktor Dominan dan Dinamika Politik ke Depan