SuaraJawaTengah.id - Pemerintah pusat tengah mewacanakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dalam beberapa waktu ke depan.
Kenaikan tersebut tentunya akan langsung berdampak pada seluruh sektor perekonomian.
Tak terkecuali di sektor angkutan transportasi umum yang selama ini mengandalkan BBM bersubsidi jenis Pertalite setelah Premium sangat langka di wilayah Kabupaten Banyumas.
Salah satu sopir angkutan kota (angkot) Purwokerto yang sudah berprofesi puluhan tahun lalu, Narsan (65) mengatakan jika BBM bersubsidi jadi naik akan sangat langsung berdampak pada penghasilan kesehariannya.
Baca Juga: Sudah Sejuta Kendaraan Telah Terdaftar Sebagai Pengguna BBM Bersubsidi Hingga Akhir Tahun
"Orang tidak naik saja sudah sangat berkurang sekali penghasilannya, apalagi kalau seandainya jadi naik. Tolonglah perhatikan nasib kami," katanya saat ditemui di pangkalan angkot Purwokerto, Rabu (31/8/2022).
Selain wacana kenaikan BBM, sebelumnya para sopir angkot juga sudah terdampak sejak beroperasinya ojek online beberapa waktu lalu. Penghasilannya langsung terjun bebas.
Padahal menurutnya, selama ini pengoperasian ojek dan taksi online tidak sesuai dengan aturan yang ada.
"Kami ibaratnya kalau narik kan jelas platnya kuning. Terus SIM nya juga. Lah taksi online yang beroperasi mengangkut penumpang dengan menarik biaya tapi berplat hitam," terangnya.
Nasib para sopir angkot pun semakin berkurang penghasilannya sejak beroperasinya transportasi Trans Banyumas. Karena rutenya hampir menyamai trayek angkot.
Baca Juga: Bansos Pengalihan Subsidi BBM 2022: Jenis, Besar Bantuan dan Jadwal Pencairan
"Sekarang paling mentok sehari bisa dapat penumpang maksimal 25. Mereka kadang kasih ongkosnya dilebihin karena merasa kasihan dengan nasib kami. Turunnya drastis banget (penghasilan)," jelasnya.
Selain Narsan, Usmanto (62) rekannya juga mengakui hal yang sama. Menurutnya, saat ini tengah memasuki musim yang berat bagi para pengemudi angkot. Penghasilan yang didapat sehari-hari hanya cukup untuk operasional.
"Ibarat petani ya, kita sekarang sedang memasuki musim paceklik. Pahit sekali, mau protes ya pasti tidak ada pengaruhnya. Percuma saja demo-demo," tuturnya.
Senjakala angkot di Purwokerto semakin terasa dalam beberapa tahun belakangan. Terbukti dengan berkurangnya jumlah sopir yang masih aktif menjadi anggota paguyuban.
"Dahulu itu kita jumlahnya ada sekitar 340 anggota. Tapi sekarang tinggal sekitar 213 an angkutan. Ada yang sudah berhenti narik, ada juga yang beralih jadi sopir Trans Banyumas. Tinggal kita yang bertahan. Ketimbang menganggur di rumah," ujarnya.
Ia bersama rekan seprofesi berharap ada perhatian yang diberikan dari pemerintah. Entah itu berupa subsidi atau yang lainnya. Yang jelas para sopir angkot menolak adanya wacana kenaikan BBM.
"Ya entah bagaimana caranya yang jelas kami menolak kenaikan BBM. Jika tetap naik, tolong berikan subsidi bagi kami. Dengan bantuan langsung atau dengan menerapkan harga tetap yang saat ini sebelum naik," tegasnya.
Kontributor : Anang Firmansyah
Berita Terkait
-
Update Harga BBM November 2024, dari Pertamina, Shell hingga Vivo Semua Naik?
-
Alasan Pertamina Naikkan Harga BBM Non Subdidi Mulai 1 November
-
Harga BBM Pertamina Naik Mulai 1 November, Pertamax Tetap
-
Mengenal Salah Satu Museum di Purwokerto: Sejarah, Koleksi dan Harga Masuk
-
Cerita Jokowi Tingkat Kepuasaan Publik Melorot Saat Dirinya Potong Subsidi dan Naikkan Harga BBM
Tag
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- Profil Lex Wu: Tantang Ivan Sugianto Duel usai Paksa Anak SMA Menggonggong
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
Pilihan
-
Setelah Dihitung, Wamenhub Bilang Harga Tiket Pesawat Bisa Turun di Libur Nataru
-
Luhut Yakin Prabowo Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%, Ini Strateginya
-
Teken Dealership Agreement Eksklusif, MAB Jadi Distributor Resmi Truk Yutong di Indonesia
-
Tol Balikpapan-Samarinda Sepi Peminat Meski Persingkat Waktu Menuju IKN, Apa Alasannya?
-
IKN Tak Berpenghuni? Akademisi Sindir Minta Jokowi yang Jadi "Penunggunya"
Terkini
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah pada 14-16 November 2024
-
Rahasia Sukses Pertashop: Pertamina Ungkap Strategi Peningkatan Pendapatan lewat NFR
-
BMKG Prakirakan Cuaca Berawan dan Kabut di Semarang Hari Ini, Masyarakat Diminta Waspada
-
Prabowo Dukung Cagub Jateng, Bawaslu Telusuri Potensi Pelanggaran Netralitas Presiden
-
Korupsi Pengurusan Tanah di Semarang: Mantan Lurah Sawah Besar Divonis Lebih Ringan dari Tuntutan Jaksa