SuaraJawaTengah.id - Pemerintah berencana menaikan harga BBM, khususnya jenis BBM bersubsidi. Munculnya rencana itu membuat antrean Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di Kota Tegal mengular, Rabu (31/8/2022) malam.
Pantauan di salah satu SPBU yang berada di Jalan Mayjen Sutoyo, Kota Tegal, antrean pengendara sepeda motor dan mobil tampak lebih panjang dan padat dari biasanya. Antrean bahkan terlihat mencapai tepi jalan raya.
Para pengendara yang mengantre rata-rata sudah mengetahui rencana kenaikan harga BBM. Bahkan informasi yang mereka terima, kenaikan akan berlaku mulai 1 September 2022.
"Katanya mulai naik besok. Jadi ini mau ngisi full dulu sebelum harganya naik," kata Hidayat (28) salah satu pengendara yang mengantre.
Hidayat mengaku keberatan dengan rencana kenaikan tersebut karena perekonomian belum sepenuhnya pulih usai pandemi Covid-19. Dia berharap pemerintah menunda kenaikan tersebut.
"Kebutuhan lagi banyak. Harga beberapa sembako kan sudah naik, ini harga BBM juga naik," tutur warga Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur itu.
Sementara itu pengelola SPBU, Elisabeth Ratih Dewi menyebut pihaknya belum mendapat surat resmi terkait kepastian kenaikan harga BBM.
"Jadi kami juga belum tahu, apakah jadi ada kenaikan dan kenaikannya berapa," kata dia.
Sebelumnya, muncul wacana bahwa harga BBM, khususnya BBM bersubsidi akan naik. Pemerintah juga sudah menunjukkan kode-kode terkait wacana kenaikan tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Akan Naikkan Harga BBM, Polres Bogor Siagakan Personel Jaga SPBU
Bahkan, di masyarakat, sudah beredar bocoran harga baru BBM. Pertalite diiisukan akan naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter.
Kemudian pertamax dari Rp12.500 ribu per liter menjadi Rp16.000 per liter dan solar dari Rp5.150 per liter menjadi Rp7.200 per liter.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah sebetulnya sudah tidak ada pilihan lain, selain menaikan harga jual BBM, khususnya yang bersubsidi.
Kondisi harga minyak mentah dunia yang terus naik, kata Luhut, menjadi faktor utama pertimbangan pemerintah dalam menyesuaikan harga jual BBM di dalam negeri. Meski demikian, dia menyebut opsi kenaikan harga BBM ini masih terus dilakukan.
"Masih tingginya harga minyak mentah dunia mendorong meningkatnya gap harga keekonomian dan harga jual pertalite dan solar. Ini memang tidak ada pilihan, seluruh dunia seperti ini," kata Luhut dalam Rapat Koordnasi Pengendalian Inflasi Daerah secara hybrid, Selasa (30/8/2022).
Kontributor : F Firdaus
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025