SuaraJawaTengah.id - Sejumlah 75 seniman yang berasal dari Kabupaten Banyumas, Wonosobo, Yogyakarta, dan Solo bakal tampil pada pertunjukkan Amazing Lengger Festival, di Panggung Pandawa dalam rangkaian Dieng Culture Festival (DCF), Sabtu (3/9/2022). Seniman tersebut akan membawakan tarian bertajuk 'Lengger Banyusobo'.
Pentas kolosal garapan kolaborasi bersama tim Rianto Dance Studio Community dan didukung oleh Bank Indonesia, Kemenparekraf ini menjadi pagelaran perdana di ajang tahunan DCF.
Rianto selaku Koreografer Lengger Banyusobo menjelaskan tari garapannya ini merupakan metamorfosa dari seni tari dan musik tradisi lengger yang dirangkai dalam seni pertunjukan spektakuler. Beragam unsur seni juga hadir dalam kolaborasi ini.
Kolaborasi ini memadukan tari kontemporer, tari Baladewa, seni tradisi ebeg atau kuda kepang, tari tradisi Barongan, dan tarian bodoran yang biasanya muncul pada pertunjukkan Lengger.
"Kami tambahkan sedikit sentuhan keberagaman tampilan wastra batik yang melekat pada kostum karnaval," katanya disela gladi bersih di kompleks Pendopo Kecamatan Banyumas, Jumat (2/9/2022).
Menurutnya, pada masa lalu, lengger dikreasikan oleh petani sebagai bagian dari ritus kesuburan. Kesenian ini memiliki latar belakang paradigma simbolisasi hukum alam yang serba dua sisi seperti baik-buruk, kebahagiaan-kesedihan, siang dan malam.
"Dimensi ketubuhan penari lengger dalam tradisi kesenian ini muncul sebagai bentuk personifikasi magis utamanya saat kerasukan indang, dan diperlakukan sebagai dunia meta realistis. Di sisi lain, pertunjukan lengger juga cukup lama terkungkung oleh pakem," terangnya.
Melalui pertunjukan Amazing Lengger Festival, dirinya berusaha melepaskan hal-hal yang bersifat umum sebagai wacana baru terhadap pertunjukan lengger di dalam bingkai tradisi untuk generasi muda saat ini.
"Artinya, lengger tidak lepas dari daya kreativitasnya yaitu bukan saja sebagai ritus kesuburan, tetapi juga sebagai penanda baru yang sehimpunan irama gerakan yang menekankan pesan setiap manusia berhak hidup dalam keberagaman tanpa diskriminasi dan persekusi," jelasnya.
Baca Juga: Jelang Dieng Culture Festival XIII, Penginapan di Dieng Kulon Banjarnegara Habis Dipesan Wisatawan
Pada pementasan ini, Rianto menggandeng seniman asal Spanyol, Rodrigo Parejo yang memainkan alat musik flute. Dia mengaku baru pertama kali berkolaborasi dengan musik tradisional Banyumasan. Selama ini dia terbiasa tampil dengan iringan musik gamelan.
"Musiknya lebih dinamis dan rancak, saya juga menyukai nada-nada berkarakter oriental," ungkapnya.
Untuk pagelaran ini, Rodrigo berusaha untuk beradaptasi dengan karakter musik calung Banyumas terlebih dahulu. Selain itu dia juga perlu memahami dan menjiwai musiknya.
Kontributor : Anang Firmansyah
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran