Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 14 September 2022 | 16:15 WIB
Kondisi penjualan sembako di Pasar Karangayu Semarang pasca naiknya harga BBM bersubsidi, Rabu (14/9/2022). [Suara.com/Anin Kartika]

SuaraJawaTengah.id - Sepekan setelah kenaikan harga BBM bersubsidi, harga sembako di pasar tradisional Kota Semarang ikut melonjak.

Salah satunya diungkapkan pedagang beras di Pasar Karangayu, Sri (58). Dia menjelaskan salah satu komiditas yang naik adalah beras. Harga beras naik Rp 1.000 perkilogram dari harga semula yang hanya Rp 9.000 perkilogram. 

"Harganya naik gak tanggung-tanggung, sekarang per kilo jadi Rp 10 ribu," ungkap Sri di Semarang, Rabu (14/09/22).

Sri khawatir, imbas dari meroketnya harga beras akan berpengaruh terhadap penjualan sembako miliknya. 

Baca Juga: Pelajar Diimbau Tak Ikut-ikutan Demo BBM, Ada Sanksi Tegas bagi yang Terlibat Kericuhan

"Jadinya ya ketar-ketir, nantinya kami lagi yang bakal tombok," ungkapnya. 

Lanjut Sri, meski harga beras baru naik pada tiga hari terakhir, telah memberikan imbas terhadap dagangannya. Yakni mulai menurunnya minat pembeli. 

Ia mengaku dalam, sebelum harga BBM naik mampu menjual beras hingga 30 kilogram dalam sehari.

"Kemarin waktu saya naikan harga, ada pembeli yang ngeluh, sekarang bisa jual sampe sekarung beras aja udah bersyukur" jelasnya. 

Warga Puspanjolo,Indah (30)  mengeluhkan imbas naiknya harga BBM terhadap sejumlah bahan pokok termasuk beras. 

Baca Juga: Diamankan Sehari, Polres Aceh Barat Pulangkan 13 Mahasiswa saat Demo Rusuh Tolak Kenaikan Harga BBM

Ia mengungkapkan, dengan meroketnya harga kebutuhan pokok semakin menyusahkan masyarakat kelas bawah seperti dirinya. 

"Repot kalau beras ikut naik, padahal itu kebutuhan pokok yang harus ada tiap hari," bebernya. 

Indah mengatakan, dirinya terpaksa harus memutar otak agar mampu memenuhi hidup sehari-hari. 

"Sekarang duit belanja Rp50 ribu bisa dapat apa, harus pinter ngakali buat bisa belanja," imbuhnya. 

Kontributor : Aninda Putri Kartika

Load More