Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 19 September 2022 | 13:18 WIB
Ilustrasi vaksinasi lansia. Masyarakat dari kelompok lanjut usia (lansia) menjadi bahan perhatian menjelang endemi karena faktor risiko kematian yang tinggi saat terinfeksi COVID-19. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJawaTengah.id - Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) Erlina Burhan mengatakan masyarakat dari kelompok lanjut usia (lansia) menjadi bahan perhatian menjelang endemi karena faktor risiko kematian yang tinggi saat terinfeksi COVID-19.

"Lansia jadi bahan perhatian akibat usia tinggi, sistem imunitas turun, ditambah komorbid, itu ada faktor risiko kematian atau beratnya penyakit kalau terkonfirmasi COVID-19," kata Erlina dikutip dari ANTARA, Senin (19/9/2022).

Dokter spesialis penyakit paru-paru Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Timur itu, mengatakan perlindungan vaksinasi pada lansia optimal untuk memberi perlindungan, termasuk protokol kesehatan, minimal memakai masker.

"Kalau melihat kondisi sekarang di rumah sakit, umumnya adalah orang tua dan mereka yang berkomorbid yang belum divaksin. Lebih banyak pasien yang belum divaksin," katanya.

Baca Juga: Datanya Dibocorkan Bjorka, Mahfud MD : Bisa Diambil Dan Dilihat di Wikipedia

Dilansir dari Dashboard Vaksinasi COVID-19, jumlah lansia yang telah menerima suntikan dosis ketiga berjumlah 6,61 juta orang dari target sasaran 21,55 juta jiwa.

Untuk dosis pertama berjumlah 18,36 juta jiwa atau setara 85,19 persen serta dosis kedua berjumlah 14,84 juta jiwa atau setara 68,88 persen dari target sasaran.

Erlina mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan vaksinasi pada lansia sebagai salah satu indikator penting menuju endemi yang sudah di depan mata.

Cakupan vaksinasi pada lansia yang direkomendasikan WHO minimal harus mencapai 97 persen dari populasi di setiap negara.

Baca Juga: Jumlah Cakupan Masih 33,58 Persen, Bantul Gencarkan Vaksin Booster

Load More