Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 30 September 2022 | 20:26 WIB
Kunjungi TKP Meninggalnya Iwan Budi Paulus, LPSK Temukan Sepucuk Surat dari Sang Anak, Isinya Bikin Haru. [dok]

SuaraJawaTengah.id - Kunjungan tim LPSK ke kota Semarang dalam rangka mendalami pengajuan permohonan tiga saksi kasus meninggalnya ASN Pemkot Semarang, Paulus Iwan Budi Prasetyo, meninggalkan kisah menarik.

Saat mengunjungi lokasi penemuan kerangka Iwan Budi di kawasan Marina Semarang pada Kamis sore (29/9/2022), tim LPSK menemukan sepucuk surat yang tergeletak di tumpukan tanah.

Surat yang ditulis putri sulung Iwan Budi, Theresia Alvita Saraswati atau Saras, ditemukan di antara tumpukan bunga yang ditabur anak istri ASN tersebut di lokasi pada Selasa (20/9/2022) lalu.

Uniknya, surat yang berumur lebih dari seminggu tersebut tampak bersih dan tanpa noda sedikitpun. Padahal, hampir setiap sore Kota Semarang diguyur hujan sehingga amat berpotensi merusak kondisi surat

Baca Juga: Novel Baswedan Kecewa Dua Rekannya Jadi Kuasa Hukum Putri Candrawathi: Lebih Baik Mundur!

Seolah, surat itu memang sengaja 'ditakdirkan' untuk dibaca wakil ketua LPSK Edwin Partogi yang tampak teliti mengamati lokasi tempat terbunuhnya ASN tersebut di Marina

Surat yang ditulis putri Sulung Iwan Budi, Theresia Alvita Saraswati atau Saras. [dok]

Awak media yang mengabadikan momen tersebut sempat mengambil gambar surat yang isinya ternyata cukup mengharukan. Curahan hati Saras menggambarkan duka mendalam yang dirasakan keluarga atas meninggalnya ASN Bapenda Pemkot Semarang tersebut. Adapun surat tersebut isinya dibawah ini:

Dear Papa Iwan tersayang

Sebelumnya saras tidak percaya akan kehilangan papa dengan cara seperti ini. Semua terasa mimpi pa.. saras tau semua orang pasti akan berpulang. Tapi kenapa papa adalah orang pilihan yang harus berpulang dengan cara tragis seperti ini pa? Mungkin ini juga merupakan ujian iman untuk kami keluarga, saras sampai marah dan kecewa pa, kenapa harus papa dan keluarga yang jadi orang- orang pilihan nya ??

Tapi makin kami membuka mata dan hati, semua pasti ada tujuan dan makna dari nya pa...
Lewat sepucuk surat ini Saras ingin menyampaikan kasih tulus untuk papa...

Baca Juga: Lembaga Anti Korupsi Jateng Desak Aparat Usut Dugaan Korupsi yang Menewaskan Iwan Budi Paulus

Pa, menjadi putri pertama papa Iwan adalah berkat dan keajaiban luar biasa bagi Saras. Terima kasih ya pa untuk segala kasih sayang, perhatian, pengorbanan dan cinta kasih papa sejak Saras lahir ke dunia fana ini. Terima kasih untuk segala pengorbanan dan dedikasi papa untuk keluarga, rasa syukur padanya .
Maaf pa . Untuk segala kekecewaan mu pada Saras untuk segala tutur kata,....., Kekecewaan dan harapan papa untuk Saras yang sempat terjadi.
Pa, kami sekeluarga dan saras sudah memaafkan kesalahan papa semasa hidup

Pa, sekarang tidurlah dengan kedamaian abadi bersama Bapa di Surga. Tinggalkanlah semua perkara dunia fana dan ingatlah saja kenangan bahagia keluarga kita. Kami akan belajar untuk ikhlas pa...

Saat ini tanda bukti cinta kasih kami untuk papa hanya bisa melalui untaian doa untuk mengiringi perjalanan papa menuju kediaman-Nya

Besok jenazah papa akan kami jemput. Papa ikut kami pulang ya, jangan di sini lagi :(

Beristirahatlah dengan damai papaku tercinta, perjuanganmu si dunia fana ini telah usai. Saras janji akan menjaga mama, kembar, dan Sandra. Saras janji akan berjuang meneruskan kehidulan fana ini berbekal cita2, harapan, dan nasihatmu pa. Jagalah kami dari kejauhan Kita akan selamanya tetap ber-6.
Kami yang mencintaimu

Iwam Fams :
Mama onee
Ayas
Andra
Andre
Sandea


Saras sendiri saat dihubungi media membenarkan bahwa dia yang menulis surat itu.

Lebih lanjut dirinya dan keluarga mempercayakan sepenuhnya penanganan kasus meninggalnya Iwan Budi pada aparat penegak hukum.

“Kami keluarga mempercayakan kepada pihak Kepolisian semoga amanah. Kami tahu mungkin proses tidak mudah karena harus kumpulkan bukti dan saksi-saksi,” kata Saras, Jumat (30/9).

Ia optimis dan berharap penuh polisi bisa mengungkap kasus ini. Menurutnya, papanya meninggal tak wajar.

“Harapan kami cepat terungkap siapa yang merenggut papa kami dari sisi kami. Siapa sih yang tega sekeji itu? Wajarnya kan kalau orang meninggal, kita masih bisa melihat (wujudnya). Tapi ini kok harus kehilangan dengan cara seperti ini, kenapa harus dibakar dan dihilangkan bagian tubuhnya?,” jelasnya

Ia mengaku heran atas kelakuan tersangka. Ia menyebut tersangka tak layak disebut manusia.

“Kami percaya proses hukum. Kami tunggu. Kami juga percaya pada hukum alam. Jika misal pelaku tidak bisa ditangkap karena ada manipulasi atau rekayasa, ya kami ikhlas dan kami percaya Tuhan. Karma tidak akan salah alamat,” terang dia

Load More