SuaraJawaTengah.id - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM akhirnya merilis kondisi korban meninggal dunia akibat tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang dalam kerusuhan, 1 Oktober lalu.
Total data resmi total korban meninggal peristiwa Kanjuruhan per Selasa (4/10/2022) pukul 21.00 WIB tercatat mencapai 131 orang.
Komnas HAM memang turun ke lapangan untuk melakukan investigasi terkait tragedi Kanjuruhan.
Hasil investigasi oleh Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam banyak fakta baru terungkap, salah satunya tentang kondisi korban meninggal pada tragedi Kanjuruhan.
Dari fakta yang didapat dari kesaksian Aremania dan pemain Arema yang saat itu berada di Station pada tragedi Kanjuruhan tersebut, Komnas HAM menyesalkan dan mempertanyakan alasan penembakan gas air mata oleh aparat pada saat itu.
"Pertanyaannya sekarang, kalau dalam 15 sampai 20 menit itu situasinya masih kondusif, apakah diperlukan gas air mata yang membuat semua penonton panik? Harusnya kalau tata kelola keamanan baik, tidak akan terjadi peristiwa memilukan seperti ini," kata Choirul Anam dilansir dari Ayosemarang.com--jaringan Suara.com, Jumat (7/10/2022).
Anam memaparkan penembakan gas air mata tersebut justru malah menyebabkan kepanikan supporter Arema yang berada di tribun, sehingga kericuhan pun sontak tak terhindarkan.
Buntut dari kepanikan tersebut adalah banyak korban berjatuhan dari anak-anak hingga orang dewasa.
"Apalagi kericuhan itu, banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami itu akibat gas air mata," jelasnya.
Baca Juga: Media Asing Ungkap Fakta Berbeda Terkait Tragedi Maut Kanjuruhan Malang
Dia memaparkan, berdasarkan temuan dilapangan Komnas HAM, penyebab kematian korban peristiwa Kanjuruhan tersebut disebutkan karena efek dari gas air mata.
Sesak napas dan kehabisan oksigen, bahkan kondisi memprihatinkan lain juga terlihat dari banyaknya jenazah yang mukanya membiru akibat terkena gas air mata.
"Pertama adalah kondisi jenazahnya banyak yang mukanya biru, jadi muka biru ini banyak. Ini yang menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen karena juga gas air mata," terang Anam.
Selain itu, menurut keterangan keluarga korban, mata jenazah berwarna merah dan mengeluarkan busa.
"Jadi muka biru, terus ada yang matanya merah, keluar juga busa. Jadi, teman-teman khususnya keluarga, Aremania, maupun relawan yang menangani jenazah memberikan informasi terkait hal tersebut," tambah Anam.
Adapun gejala mata merah tersebut juga ditemukan pada penyintas lainnya disertai dada dan tenggorokan yang perih.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025