Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 08 Oktober 2022 | 12:50 WIB
Ilustrasi Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi kanker payudara dapat dilakukan sejak dini, yakni ketika perempuan menginjak masa remaja. (Freepik)

SuaraJawaTengah.id - Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi kanker payudara dapat dilakukan sejak dini, yakni ketika perempuan menginjak masa remaja.

"Sejak 12 tahun ajari untuk SADARI," kata Wakil Ketua IV Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Titien Pamudji, dikutip dari ANTARA pada Sabtu (8/10/2022). 

Pemeriksaan payudara dianjurkan sebulan sekali, pada hari ketujuh hingga kesepuluh setelah hari pertama menstruasi. Sebab, sebelum haid umumnya payudara terasa kencang dan nyeri.

"Karena sebelum menstruasi biasanya payudara terasa sakit," katanya.

Baca Juga: Rela Operasi Payudara Karena Kurang Percaya Diri, Penyanyi Ini Justru Menderita Selama 3 Tahun

Titien menegaskan pentingnya deteksi dini agar kejanggalan yang dirasakan dapat segera diatasi. Kanker yang diketahui sejak awal dapat ditangani lebih mudah dan peluang sembuh pun semakin besar.

Jika selama pemeriksaan ternyata ditemukan benjolan, dia menyarankan untuk segera ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan payudara klinis (SADANIS).

Upaya untuk mencegah kanker payudara penting, kata Titien, karena pada umumnya pasien-pasien kanker payudara baru memeriksakan diri setelah kondisinya sudah memburuk. Semakin lambat ditangani, pengobatan pun kian panjang.

Titien mengatakan kanker payudara tidak hanya terjadi pada perempuan, tetapi juga laki-laki. "Ada juga lelaki yang kena kanker payudara, tapi persentase sedikit dan mereka umumnya tertutup," katanya.

Sementara itu, penyintas kanker payudara Dana Iswara menuturkan pentingnya deteksi dini dan menjaga gaya hidup sehat untuk menurunkan risiko terkena kanker payudara.

Baca Juga: Coba Konsumsi Rutin Tomat Biar Tubuh Sehat Mulai dari Jantung, Mata Sampai Kandungan Wanita Hamil

Meski penyebab pastinya kanker payudara belum diketahui secara pasti, ada faktor-faktor risiko yang bisa dikendalikan oleh setiap orang, yakni obesitas, konsumsi rokok, alkohol, juga stres.

Untuk menekan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut, Yayasan Kanker Payudara Indonesia juga memiliki mobil mammografi untuk pemeriksaan bagi kelompok perempuan prasejahtera di Jakarta dan sekitarnya.

YKPI juga memberikan pelatihan pendamping pasien dan menyediakan rumah singgah sebagai bantuan akomodasi untuk pasien rawat jalan peserta BPJS dari luar Jakarta.

Load More