SuaraJawaTengah.id - Sejumlah warga di Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas resah dengan adanya pembangunan proyek untuk saluran air bersih di kawasan hutan lindung, kaki Gunung Slamet yang letaknya berada di atas desa setempat.
Keresahan warga bukan tanpa dasar, mereka khawatir tidak teraliri air bersih di kemudian hari karena terdampak penyedotan air bersih untuk wilayah Kabupaten Pemalang. Terlebih saat ditinjau, proyek tersebut kondisi tanahnya terjadi longsoran cukup luas.
Kepala Desa Kalisalak, Mahmud menjelaskan dirinya telah melakukan peninjauan langsung ke proyek tersebut, karena banyak warganya yang merasa resah karena merasa tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
"Ini jadi menindaklanjuti karena banyak warga saya yang resah. Dikiranya dari desa sudah mengeluarkan surat ijinnya. Jadi saya sampaikan belum ada surat ijinnya baik secara lisan maupun tulisan. Begitupun ke kecamatan dan perhutani, sama saja belum ijin," katanya ketika dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (11/10/2022).
Menurutnya, warga yang merasa resah karena takut debit airnya berkurang suatu saat nanti. Karena yang diambil, sumber mata air yang mengarah ke Sungai Logawa.
"Ambilnya bukan langsung ke Sungai Logawa, tapi yang diambil itu alurnya tetap mengarah ke Sungai Logawa," terangnya.
Berdasarkan pengukuran melalui rekam digital, proyek pembangunan tersebut berada di ketinggian 1.800 MDPL.
Saat meninjau, Mahmud beserta warga mendapati kondisi material tanah yang longsor areanya cukup luas. Ia membutuhkan waktu 6 jam berjalan kaki cepat dari batas desa setempat.
"Longsorannya itu tidak tahu persis berapa hektar. Dari lokasi saya berdiri sampai bawah itu tidak terlihat. Karena tertutup kabut dan begitu jauhnya. Berarti kan panjang banget. Bisa saja hektaran karena ujung atasnya juga tidak terlihat," jelasnya.
Baca Juga: Ini Desa Wisata Paling Sukses di Purbalingga, Raup Rp 3,5 M dalam 6 Bulan, Kok Bisa?
Ia mengaku didatangi pihak perhutani untuk mencari tahu perihal pembangunan proyek tersebut. Rencananya ia bersama Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur akan kembali melakukan tinjauan ke lokasi.
"Informasi dari perhutani, pekerjaan ini belum ada ijin dan pemberitahuan sama sekali ke perhutani. Yang wilayah timur masuk Desa Ketenger memang sudah (ijin), tapi untuk wilayah barat yang saat ini belum ada ijin sama sekali," tuturnya.
Sementara itu, Humas Perhutani KPH Banyumas Timur, Rahman saat dikonfirmasi mengaku akan meninjau hutan Gunung Slamet yang rusak karena longsoran akibat proyek pembangunan jaringan pipa air bersih dalam waktu dekat.
"Pak Asper sudah membuat laporan ke Administratur KPH Banyumas Timur, dan rencananya akan ada pemeriksaan lokasi bersama dengan Forkompimcam Kedungbanteng," tegasnya singkat.
Kontributor : Anang Firmansyah
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025