SuaraJawaTengah.id - Merawat gigi masih kurang diperhatikan oleh kalangan umum. Padahal gigi menjadi organ tubuh yang tak kalah penting untuk mendapatkan perawatan.
Namun demikian, sebagian masyarakat menghindari pemeriksaan ke dokter gigi lantaran ongkosnya yang dianggap mahal, padahal pembiayaan pengobatan bisa didiskusikan sejak awal.
Hal itu diungkapkan oleh dokter konservasi gigi Dr. drg. Dewi Anggraini Margono, Sp.KG, Subsp.KE(K).
"Nomor satu, kalau pasien datang dengan keluhan sakit, dia harus pulang dengan tidak sakit. Kemudian dengan komponen biaya, biasanya itu kita bicarakan di awal," ujar Dokter Gigi Dewi Anggaraini dikutip pada ANTARA pada Minggu (13/11/2022).
Baca Juga: Tanya Dokter Gigi: Benar Gak Sih Dok, Gigi Reges Pada Anak Bertahan Hingga Dewasa?
Ketua Ikatan Konservasi Gigi (IKORGI) Cabang Jakarta Pusat itu, mengatakan pembiayaan pengobatan biasanya dibicarakan sejak awal ketika dokter memeriksa kondisi gigi pasien.
Dokter pun akan memberikan beberapa solusi apabila biaya tidak ditanggung sepenuhnya oleh asuransi. Menurut Dewi, saat ini BPJS kesehatan sudah bisa digunakan untuk mengklaim beberapa kasus gigi.
"Kita sesuaikan dengan pasien, apabila budgetnya tidak mencukupi maka bisa kita rujuk, kita punya rumah sakit pendidikan yang bisa melayani pasien itu dengan biaya yang terjangkau. Tapi dengan tidak mengurangi kualitas pelayanan," kata Dewi.
Lebih lanjut, Dewi mengatakan perawatan saraf gigi atau saluran akar gigi memang tidak hanya dilakukan satu kali. Oleh karenanya sejak awal akan dibicarakan mengenai biaya dan juga waktu kunjungan.
Dokter biasanya akan membuat perencanaan perihal tindakan apa saja yang perlu dilakukan kepada pasien untuk mengatasi keluhannya.
Baca Juga: Jangan Takut Berobat, Dokter Gigi Sebut Gigi Berlubang Tidak Selalu Harus Dicabut Kok!
Akan tetapi, keputusan akhir selalu menjadi hak pasien untuk melanjutkan atau hanya sampai mengatasi rasa sakit saja.
"Kita memang merencanakan perawatan ideal tapi semua keputusan ada di tangan pasien, baik waktu dan biaya," katanya.
Dewi juga mengatakan permasalahan gigi dapat mengganggu kondisi kesehatan secara holistik. Selain itu, rasa sakit pada gigi yang bermasalah dapat menurunkan produktivitas.
"Rasa sakit itu kan menurunkan produktivitas kerja, umumnya dialami oleh orang-orang pada usia produktif. Makanya pertama kalau pasien datang kita hilangkan dulu sakitnya," ujar Dewi.
Berita Terkait
-
Tips Mengatasi Rasa Takut ke Dokter Gigi
-
Punya Trauma! Hamish Daud Ungkap Alasan Putrinya Enggan ke Dokter Gigi
-
Terlalu Banyak Gigi Dicabut Sekaligus, Pria Lanjut Usia Meninggal Misterius
-
Tragis! Lansia Meninggal Setelah Cabut 23 Gigi dan Implan 12 Gigi Sekaligus dalam Satu Hari
-
Ini yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Memilih Klinik Gigi Keluarga
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Dukung Pilkada, Saloka Theme Park Berikan Promo Khusus untuk Para Pemilih
-
Top Skor El Salvador Resmi Gabung PSIS Semarang, Siap Gacor di Putaran Kedua!
-
Kronologi Penembakan GRO: Dari Tawuran hingga Insiden Fatal di Ngaliyan
-
Kasus Pelajar Tertembak di Semarang, Ketua IPW: Berawal Tawuran Dua Geng Motor
-
Tragedi Simongan: Siswa SMK Tewas Terkena Peluru Nyasar Saat Polisi Lerai Tawuran?