Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 30 November 2022 | 07:31 WIB
Ilustrasi cuaca berawan. Cuaca ekstrem masih harus diwaspadai masyarakat di Indonesia. Semarang diprediksi berawan. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Cuaca ekstrem masih harus diwaspadai masyarakat di Indonesia. Semarang diprediksi berawan. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mengalami cuaca berawan pada Rabu (30/11/2022).

Berdasarkan data dari BMKG, potensi cuaca berawan pada siang hari bakal terjadi di Bengkulu, Yogyakarta, Semarang, Samarinda, Bandar Lampung, Pekanbaru, Mamuju, Manado, Padang, dan Palembang. Namun cuaca di Ternate akan berawan tebal.

Cuaca cerah berawan diperkirakan terjadi di Denpasar, Serang, Gorontalo, Jambi, Tarakan, dan Kota Jayapura saat siang hari.

Baca Juga: Pemkot Semarang Terima Bantuan Gempa Cianjur dari Pengusaha, Mbak Ita: Pastikan Distribusi Tepat Sasaran

Hanya Jakarta yang siang hari diperkirakan mengalami cuaca cerah.

Lebih lanjut BMKG memprediksi bahwa hujan berintensitas ringan bakal hadir di Banda Aceh, Palangkaraya, Tanjung Pinang, Kupang, Manokwari, serta Kendari di siang hari.

Cuaca di Bandung, Surabaya, Pontianak, dan Medan berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang.

Hujan lebat yang disertai kilat dan petir pada siang hari berpotensi terjadi di Banjarmasin, Pangkal Pinang, Ambon, Mataram, dan Makassar.

Pada malam hari, cuaca berawan akan terjadi di Banda Aceh, Serang, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Mataram, Manokwari, dan Kendari.

Baca Juga: Hati-hati Cuaca Ekstrem Mengancam Jawa Barat Selama November hingga Desember 2022, Berikut Wilayahnya

BMKG menyatakan suhu di sejumlah daerah itu akan mencapai 18-33 derajat Celcius, dengan tingkat kelembaban 55-100 persen.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau semua pihak terus waspada terhadap cuaca ekstrem karena potensi terjadinya bencana hidrometeorologi diperkirakan secara merata. Puncak musim hujan akan terjadi pada Desember mendatang.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menuturkan bahwa distribusi cuaca utamanya awan hujan dalam satu minggu terakhir yang dimulai sejak 21-26 November 2022 terus berpindah secara bolak-balik dari Sumatra hingga Papua.

"Ini memberikan gambaran bagi kita bahwa secara normal, secara monsun atau secara musiman kita akan masuk di musim hujan. Artinya puncak musim hujan di Indonesia itu dari Desember sampai Februari," ujarnya.

Meski puncaknya baru terjadi pada bulan Desember, hujan yang selama dua bulan terakhir nampak turun lebih deras dan cepat disebabkan antara lain Indian Ocean Dipole (IOD) ataupun indeks minor yang negatif.

Hal tersebut menyebabkan awan yang mengonveksi hujan, menjadi lebih tebal dan memperkuat intensitas turunnya hujan di seluruh kawasan Indonesia dengan fluktuasi yang hampir merata.

"Sehingga kita di bulan Desember ini kita masih harus terus waspada dengan potensi hujan intensitas tinggi dan potensi bencana ikutannya dari aspek hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor," ucapnya. [ANTARA]

Load More