SuaraJawaTengah.id - Pengamat politik dari Universitas Lambung Mangkurat Taufik Arbain mengatakan upaya mengawal pemilu 2024 dengan meningkatkan daya kritis publik melek politik menjadi cara jitu pengawasan partisipatif dari masyarakat.
"Karena pengawasan dari lembaga resmi seperti Bawaslu terbatas, maka diperlukan peran aktif masyarakat untuk turut mengawal pemilu agar berlangsung jujur dan adil," kata dia, baru-baru ini.
Untuk meningkatkan kualitas pengawasan, kata Taufik, maka aparatur kepengawasan pemilu tidak sekadar harus memahami fungsi dan peran, memahami regulasi dan normatif kepengawasan, tetapi harus mampu juga memahami dinamika politik yang sedang berproses dalam kepentingan input analisis terhadap langkah-langkah strategis kepengawasan.
Salah satunya membangun sistem, yakni kecermatan dalam membuat kerangka kerja kepengawasan yang inovatif dan mendorong kolaboratif dengan mitra kepengawasan.
Baca Juga: Ungguli Panglima TNI Andika Perkasa, Ridwan Kamil Teratas Calon Wakil Presiden
"Bawaslu dan seluruh perangkatnya di bawah harus mendorong inovasi kepengawasan agar efektif dalam konteks melibatkan masyarakat," kata dia.
Menurut Taufik, petugas pengawas pemilu harus memiliki kemampuan membaca dinamika politik sebagai bonus pengetahuan menyelesaikan kemungkinan pencegahan adanya praktek politik klientenlisme dan penyelesaian sengketa dengan mengedepankan mediasi dan membangun jejaring kepengawasan pemilu sehingga memahami apa yang dibutuhkan dalam konteks kepengawasan.
Untuk itulah, pada level individu perlu peningkatan kapasitas personal tidak sekadar pengetahuan dan keterampilan tetapi juga kecakapan mengindentifikasi masalah baik kecenderungan ada praktek oligarki dan kontra demokrasi lainnya.
Diakui Taufik, kompleksitas pemilu 2024 jauh lebih rumit dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.
Hal ini dikarenakan agenda pemilu legislatif berkorelasi kuat dengan agenda pilpres khususnya terkait dengan siapa calon presiden dan calon wakil presiden.
Baca Juga: Tegas! Sekda Purwakarta Minta ASN Tidak Ikut Politik Praktis Atau Sanksi Disiplin Menunggu
Kemudian kemana arah dukungan dengan melihat fakta perolehan kursi, dugaan strategi kemenangan yang memungkinkan hanya dua pasangan calon atau membatasi calon presiden dan wakil presiden lain.
Berita Terkait
-
Bantah Dukung 02, Larissa Chou Tegas Tak Pernah Kampanyekan Paslon Mana Pun
-
Sritex Resmi Tutup, Publik Ungkit Dukungan Jor-joran untuk Gibran di Pemilu 2024: Pada Nyesel Gak Ya?
-
Dituding Terima Dukungan dari Riza Chalid Saat Pemilu 2024, Anies Baswedan Beri Reaksi Kocak: Kena Terus Pak!
-
Harlah ke-52, PPP Introspeksi Total Usai Gagal di Pemilu 2024
-
Dari Bilik Suara, Anak Muda Tentukan Nasib Daerah di Pilkada 2024
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
Terkini
-
Sejak Ikut dalam UMKM EXPO(RT), UMKM Unici Songket Silungkang Kini Tembus Pasar Internasional
-
Asal-Usul Penamaan Bulan Syawal, Ternyata Berkaitan dengan Unta
-
Insiden Kekerasan Terhadap Jurnalis di Semarang: Oknum Polisi Minta Maaf
-
BRI Hadirkan Posko BUMN dengan Fasilitas Kesehatan dan Hiburan Saat Arus Balik Lebaran 2025
-
Jurnalis Dipukul dan Diancam Ajudan Kapolri: Kebebasan Pers Terancam di Semarang