SuaraJawaTengah.id - Tahun 2023 ini, gelaran Dieng Culture Festival (DCF) resmi ditiadakan. Hal itu disampaikan oleh ketua Pokdarwis Dieng Kulon, Alif Fauzi.
Event tahunan yang selalu dinanti nanti oleh ribuan wisatawan itu terpaksa ditiadakan lantaran sedang adanya pembenahan oleh pihak Kementrian PUPR.
“Adanya penataaan Dieng oleh Kementrian PUPR harus diapresiasi. Sebab mau ditata, dibangun lebih bagus,” kata dia, Selasa (20/6/2023).
Pihaknya menyadari jika daya tarik DCF tidak hanya objek wisatanya saja, namun juga infrastruktur.
“Destinasi tidak hanya daya tarik obyeknya tapi juga infrastruktur. Seperti masukan untuk event DCF yang butuh fasilitas seperti jalan pengunjung, penerangan dan fasilitas umum lainnya,” ungkapnya.
Ia menilai, dengan adanya proyek Kementrian PUPR juga termasuk bentuk dukungan, meskipun event DCF harus ditidakan tahun ini.
“Tentu sauatu program yang bermafaat untuk Dieng kedepan. Sangat senang sekali,” ujarnya.
Sebelumnya, Alif sempat mencoba merekayasa jika event DCF tetap digelar meski sedang ada pengerjaan.
“Diawal bulan Maret, kami tanyakan. Rencana sekitar tanggal 25-27 Agustus. Awalnya malah mulai April setelah lebaran, biar lebaran dulu,”paparnya.
Baca Juga: Gak Cuma Dieng, Ini 4 Wisata Menarik di Wonosobo
Untuk mengadakan event besar, kata Alif banyak yang harus disiapkan. Bahkan sempat melakukan softlaunching karena DCF merupakan salah satu program yang masuk kalender event tahunan.
“Menyiapkan event besar tidak sederhana. Banyak persiapan. Memastikan kelengkapan, seniman, artis,” jelasnya.
Ia sempat mendesain konsep DCF yang sederhana dan terbatas. Namun pihaknya menyerah ketika dihadapkan dengan potensi animo masyarakat yang ingin datang akan tinggi.
“Awalnya mau dibuat yang simpel dan tiket dibatasi. Konsep waktu masih hybrd. Tapi situasi sekarang kan beda dengan pandemi kemarin yang ketat banget. Kalau sekarang dibikin begitu, kita ga bisa mencegah masyarakat datang,” ujarnya.
Menurutnya, hal itu akan lebih berisiko. Sebab, pihaknya harus bertanggung jawab jika ada hal yang tidak diinginkan.
“Pengunjung pasti lebih banyak. Nanti siapa yang mau tanggung jawab. Dengan banyak pertimbangan, akhirnya memutuskan harus legowo,” tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota