Budi Arista Romadhoni
Selasa, 20 Juni 2023 | 14:52 WIB
Kompleks Kawasan Candi Arjuna Dieng, Banjarnegara sudah dipasangi larangan menaiki Candi.[Suara.com/Citra Ningsih]

SuaraJawaTengah.id - Tahun 2023 ini, gelaran Dieng Culture Festival (DCF) resmi ditiadakan. Hal itu disampaikan oleh ketua Pokdarwis Dieng Kulon, Alif Fauzi.

Event tahunan yang selalu dinanti nanti oleh ribuan wisatawan itu terpaksa ditiadakan lantaran sedang adanya pembenahan oleh pihak Kementrian PUPR.

“Adanya penataaan Dieng oleh  Kementrian PUPR harus diapresiasi. Sebab mau ditata, dibangun lebih bagus,” kata dia, Selasa (20/6/2023).

Pihaknya menyadari jika daya tarik DCF tidak hanya objek wisatanya saja, namun juga infrastruktur.

“Destinasi tidak hanya daya tarik obyeknya tapi juga infrastruktur. Seperti masukan untuk event DCF yang butuh fasilitas seperti jalan pengunjung, penerangan dan fasilitas umum lainnya,” ungkapnya.

Ia menilai, dengan adanya proyek Kementrian PUPR juga termasuk bentuk dukungan, meskipun event DCF harus ditidakan tahun ini.

“Tentu sauatu program yang bermafaat untuk Dieng kedepan. Sangat senang sekali,” ujarnya.

Sebelumnya, Alif sempat mencoba merekayasa jika event DCF tetap digelar meski sedang ada pengerjaan.

“Diawal bulan Maret, kami tanyakan. Rencana sekitar tanggal 25-27 Agustus. Awalnya malah mulai April setelah lebaran, biar lebaran dulu,”paparnya.

Baca Juga: Gak Cuma Dieng, Ini 4 Wisata Menarik di Wonosobo

Untuk mengadakan event besar, kata Alif banyak yang harus disiapkan. Bahkan sempat melakukan softlaunching karena DCF merupakan salah satu program yang masuk kalender event tahunan.

“Menyiapkan event besar tidak sederhana. Banyak persiapan. Memastikan kelengkapan, seniman, artis,” jelasnya.

Ia sempat mendesain konsep DCF yang sederhana dan terbatas. Namun pihaknya menyerah ketika dihadapkan dengan potensi animo masyarakat yang ingin datang akan tinggi.

“Awalnya mau dibuat yang simpel dan tiket dibatasi. Konsep waktu masih hybrd. Tapi situasi sekarang kan beda dengan pandemi kemarin yang ketat banget. Kalau sekarang dibikin begitu, kita ga bisa mencegah masyarakat datang,” ujarnya.

Menurutnya, hal itu akan lebih berisiko. Sebab, pihaknya harus bertanggung jawab jika ada hal yang tidak diinginkan.

“Pengunjung pasti lebih banyak. Nanti siapa yang mau tanggung jawab. Dengan banyak pertimbangan, akhirnya memutuskan harus legowo,” tuturnya.

Load More