SuaraJawaTengah.id - Salah satu strategi perang era modern, yakni proxy war semakin membayangi pergerakan kemajuan Indonesia. Ancaman perang ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi serta segala hal yang berkaitan dengan keselamatan umum.
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko mengungkapkan, proxy war ini semakin massif terjadi melalui kanalisasi pikiran. Khususnya yang mengancam kemajuan anak muda, persatuan dan kesatuan, serta kesejahteraan masyarakat.
"kita melihat tentangan pembangunan nasional semakin tajam. Ruang internal seperti pembangunan ideologi, perkembangan teknologi dan informasi, kekuatan ekonomi global, maupun konflik sosial SARA masih menjadi isu yang belum tuntas dan butuh penyelesaian," ungkapnya dari keterangan tertulis pada Selasa (27/6/2023).
Selain itu, ia menjelaskan, dalam proxy war ini, terdapat pula tantangan eksternal yang cukup senstif. Di mana mencakup perkembangan energi, kedaulatan pangan, dan perekonomian masyarakat dan negara.
Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, SDG Beri Pelatihan Hidroponik Kepada Mak-Mak Majelis Taklim di Klaten
“Food (makanan), Finance (finansial), dan Fuel (bahan bakar) adalah ranjau utama dalam keberlangsungan proxy war. Untuk membuat tiga kunci tersebut menjadi senjata keamanan bangsa, perlu adanya rumusan serta paham yang menjadikannya sebagai rudal kita dalam penyejahteraan bersama,” katanya.
Dalam hal ini, Heri menerangkan, Indonesia dan khususnya Jawa Tengah, perlu membangkitkan dan mengobarkan lagi bentuk jati diri dan karakter bangsa. Baik secara paham, pemikiran maupun laku sosialnya.
“Tentu harus ada pendekatan yang berbeda. Karena perang ini bentuknya tidak dengan gencatan senjata, tetapi paham yang pergerakannya susah terdeteksi dan runcing menyasar masyarakat secara individu,” jelasnya.
“Jika mau menggali, kita sudah lebih dulu diperkenlakan oleh Bung Karno dengan Tri Sakti yang mencakup kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan penguatan kepribadian bangsa Indonesia. Senjata yang kita miliki ini perlu dikobarkan lagi dalam benak masyarakat serta tindak dalam perpolitikan dan pembuatan kebijakan,” paparnya.
Sehingga, lanjut Heri, sikap kita dalam pembangunan berkelanjutan tidak serta merta berdasarkan mengikuti era, tetapi juga memiliki esensi yang proaktif terhadap kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Baca Juga: Jaga Ketahanan Pangan, Emak-emak di Pegadungan Galakan Budidaya Cabai
“Bangsa kita ini berdiri tegak dalam kerangka masyarakat majemuk yang beranekaragam dan toleran. Ada empat elemen yang harus selalu kita sisipkan dalam pembentukan pembangunan, yakni nilai luhur, karakter, pekerti dan jati diri bangsa,” ucapnya.
Penguatan Karakter Bangsa
Heri menuturkan, dalam proses membentuk jati diri dan karakter bangsa, kearifan lokal menjadi filter antara budaya lokal dengan tuntutan perubahan. Termasuk juga sebagai pedoman moral dalam penyelesaian masalah antar konflik kepentingan masyarakat.
“Untuk mewujudkan karakter bangsa yang mampu berjuang dan berbudi luhur, kita perlu melakukan regenarasi terencana. Salah satunya dengan meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan,” kata Heri.
“Tujuannya untuk melahirkan generasi yang memiliki sikap, keterampilan dan pengalaman yang mampu berdaya saing dengan bermacam perubahan dan tantangn zaman,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Heri, sikap kritis dalam masyarakat juga perlu ditanamkan dalam menyikapi perubahan sosial. Menurutnya, perlu ada usaha untuk merevitalisasi wawasan kebangsaan yang dibangun melalui filosofi kebhinenakaan.
“Khususnya di Jawa Tengah, kita perlu membuktikan bahwa benteng Pancasila dengan seluruh nilai yang terkandung di dalamnya tetap tegak dan terimplementasi,” tegas pimpinan dewan dari fraksi Partai Gerindra tersebut.
“Kekuatan gotong royong serta meletakkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi, lambat laun akan mengokohkan kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang. Dan saat ini, kita masih dalam usaha bersama untuk mencapai hal tersebut,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Becermin dari Tangisan Bawang Putih: Pangan Lokal, Pangan yang Berdaulat
-
Mardiono Siapkan Transisi Kepemimpinan Soal Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan
-
Pertamina EP Adera Field Dorong Ketahanan Pangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten PALI
-
Perum Bulog: Perlu Ada Solusi Inovatif untuk Mengatasi Ketahanan Pangan
-
Gelar IIRC 2024, Perum Bulog Ajak 17 Negara Bahas Ketahanan Pangan
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
Terkini
-
BMKG: Cuaca Semarang Diperkirakan Berawan Tebal, Warga Diminta Tetap Waspada
-
Alokasi Anggaran Sampai Rp750 Juta, Jateng Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis
-
Jelang Nataru, Polisi Batasi Operasional Truk di Jateng
-
Target 2045: Semarang Bangun Kota Tangguh Bencana dan Berdaya Saing Global
-
Semen Gresik Tebar Kebaikan, Bantu Pedagang Sayur Keliling di Rembang Tingkatkan Penghasilan