Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 23 November 2023 | 19:18 WIB
Pemandangan Gunung Kendeng di Desa Wisata Kedumulyo (Kemenparekraf.go.id)

SuaraJawaTengah.id - Pegunungan Kendeng belum pernah tercatat meletus sepanjang sejarah.

Pegunungan Kendeng yang membentang di Pulau Jawa bagian utara menyimpan banyak misteri di balik sejarah yang panjang. Pegunungan ini belum diketahui pernah meletus.

Arkeolog asal Semarang, Tri Subekso, mengungkapkan Pegunungan Kendeng terbentuk melalui proses tektonik selama jutaan tahun.

"Pegunungan Kendeng sendiri terbentuk sebagai bagian dari sejarah alam yang mengalami pergeseran, berbicara tentang perubahan bentang alam yang pernah terjadi di Pulau Jawa jutaan tahun yang lalu," ungkapnya kepada wartawan, Rabu (22/11/2023).

Baca Juga: Petani Kendeng Pati: Bertani, Jangan Takut Lapar!

Sepanjang sejarah, Pegunungan Kendeng juga belum tercatat pernah meletus. "Kita belum ada catatan sejarah tentang itu, saya kurang tahu di gunung kendeng punya sumber letusan," papar pria yang akrab disapa Bekso itu.

Besko menjelaskan Kendeng adalah pegunungan purba yang sudah dihuni manusia sebelum era kerajaan Hindu-Buddha di Jawa. Belum diketahui siapa yang menamai pegunungan tersebut sebagai Kendeng.

Namun terlepas dari sejarah penamaannya, Kendeng memiliki makna urat yang panjang. "Kendeng punya makna panjang kayak tali busur yang panjang. Saya kira ini kemudian dimaknai untuk menyebutkan pegunungan yang rangkaian memanjang. Kendeng kan urat. Kalau diaplikasikan satu pegunungan yang memiliki panjang laksana urat," ujar pria 44 tahun tersebut.

Pegunungan Kendeng memang membentang di delapan kabupaten di dua provinsi. Di Jawa Tengah, pegunungan ini mencakup wilayah Blora, Grobogan, Sragen, Semarang, dan Salatiga. Sedangkan di Jawa Timur, Pegunungan Kendeng mencakup Bojonegoro, Madiun, hingga Nganjuk.

Pegunungan Kendeng kini masih menyisakan sejumlah misteri sejarah yang belum terungkap. Meski keberadaannya tak setenar pegunungan lain di Indonesia, Pegunungan Kendeng rasanya sangat layak digali lebih dalam oleh para sejarawan dan arkeolog.

Baca Juga: Peras Petani di Brebes, Tiga Oknum Wartawan Dikepung Lalu Diarak Warga ke Balai Desa

Load More