SuaraJawaTengah.id - Jika menilik sejarah, Kota Semarang punya peradaban yang sangat panjang dalam membangun sebuah perkotaan. Konon, Kota Semarang sudah ada sejak abad ke-8.
Secara garis besar, sebelum jadi kota metropolitan seperti sekarang. Kota Semarang dulu hanya pemukiman biasa yang dibuka oleh Ki Ageng Pandan Arang I.
Dalam berbagai literatur disebutkan Ki Ageng Pandan Arang I datang ke wilayah Tirang Amper sekitar 1476 untuk menyebarkan agama Islam. Banyak ahli menyebut pemukiman yang dijejaki pertama kali oleh Ki Ageng Pandan Arang I berada di kawasan Mugas dan Bergota.
Seiring berjalannya waktu Kota Semarang berkembang jadi pusat perdagangan Internasional lewat jalur laut. Para pedagang dari China, Inggris, Prancis, Belanda dan lain-lainnya silih berganti keluar-masuk Kota Semarang.
Baca Juga: Komentari Kasus Kekerasan Seksual di Semarang, Mbak Ita: Hukum Seberat-beratnya
Cikal bakal Kota Semarang juga tak terlepas dari keputusan Pemerintah Hindia Belanda. Kala itu tepatnya tahun 1906, Pemerintah Hindia Belanda membentuk pemerintahan gemeente (Kota Praja) yang dipimpin seorang wali kota.
Pusat pemerintahannya di Jalan Bojong (sekarang balai kota). Sementara itu Bupati Semarang masih tetap bertahta dan wilayah kekusaan sang bupati di luar daerah perkotaan.
Dari tahun ke tahun, Kota Semarang kemudian bertransformasi menjadi kota modern. Di pusat perkotaan banyak sekali gedung-gedung bertingkat saling berjejeran.
Terlepas dari itu, masifnya pembangunan Kota Semarang ternyata sampai mengorbankan kampung-kampung tua. Bahkan sampai sekarang para investor masih mengincar kampung-kampung tua yang berada di segita emas.
Berdasarkan literatur buku sejarah yang ditulis Hartono Samidjan, kampung-kampung tua di Kota Semarang mayoritas berada di sepanjang Kali Semarang yang membentang di Jalan Pemuda, sebagian Jalan Imam Bonjol, Jalan Raden Patah, dan Jalan Mataram (sekarang MT. Haryono).
Perkampung Melayu juga termasuk salah satu ke dalam daftar kampung tua yang dilalui Kali Semarang.
Sayangnya, kampung-kampung tua di Kota Semarang di peradaban modern ini nggak sedikit yang sudah tergantikan apartemen, hotel, pusat perbelanjaan dan lain-lainnya.
Misalnya sebelumnya ada bangunan Hotel Novotel Semarang. Lahan yang berada persis di depan Mall Paragon itu dulunya merupakan Kampung Basahan.
Selain itu, tempat parkiran Mall Paragon juga dulunya merupakan bekas perkampungan satu RT di Kelurahan Sekayu.
Sehingga jika disimpulkan secara keselurahan. Kampung-kampung tua yang benar-benar telah hilang dan terhapus di peta Kota Semarang diantaranya Kampung Basahan, Kampung Petroos, Kampung Mijen, Kampung Morojayan.
Sedangkan Kampung Depok, Kampung Sekayu, dan Kampung Petempen. Walau pun masih eksis sampai sekarang, ketiga kampung tua itu telah kehilangan banyak lahan untuk pembangunan mall dan apartemen.
Kontributor : Ikhsan
Berita Terkait
-
Biasa Hidup di Rumah Mewah, Fuji Dicap Apa Adanya Saat Perlihatkan Kamar Mandi Sederhana di Kampung Halaman
-
Blusukan di Lebak, Ade Sumardi Disambut Ratusan Warga Kampung Cibilik dan Cikeris
-
Bersinergi dengan Mahasiswa KKN, Tim PkM Ilkom UNY Gelar Pelatihan Pengembangan Konten Promosi Kampung Wisata
-
Kampung Berseri Astra Sukses Angkat Potensi Sendang Tirto Wiguno Sukoharjo, Siap Menyegarkan Warga Sekitar
-
Dulu Banyak Sampah, Kini Jadi Kampung Berseri Astra, Begini Kisah Mangrove Kampung Tua Bakau Serip
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
Cuaca Semarang Diprakirakan Berawan, BMKG Waspadai Potensi Hujan di Kota-kota Lain
-
Debat Panas Pilkada Kota Semarang: Iswar Kritik Kebijakan Day Care, Joko Santoso Beri Jawaban Menohok!
-
Kreatif Cari Pendapatan! Yoyok-Joss Usung Strategi Anti Pajak Tinggi di Semarang
-
SING GUYUB FEST 2024: Festival Musik Lintas Generasi di Semarang, Hadirkan GIGI, hingga Musisi Terkenal Lainnya
-
BMKG: Cuaca Semarang Diperkirakan Berawan Tebal, Warga Diminta Tetap Waspada