SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar operasi pasar di tiga pasar tradisional Kota Semarang sebagai upaya menstabilkan harga cabai yang mencapai Rp90 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram.
Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Jateng July Emmylia di Semarang, Minggu, mengatakan bahwa operasi pasar ini akan digelar satu minggu ke depan hingga harga cabai turun.
Pada operasi pasar yang berlangsung di Pasar Karangayu, Pasar Peterongan, dan Pasar Gayamsari itu, Pemprov Jateng menjual cabai sebanyak 1 ton dengan harga Rp69 ribu sampai Rp78 ribu per kilogram.
Operasi pasar, lanjut dia, digelar untuk menekan harga cabai agar masyarakat tidak terbebani ekonomi biaya tinggi.
Baca Juga: Ya Ampun! Harga Cabai Rawit di Banyumas Semakin Pedas, Per Kilogram Dijual Rp72.500
Menurut dia, tren kenaikan harga cabai antara lain disebabkan berkurangnya produksi karena musim kemarau berkepanjangan akibat fenomena El Nino.
“Operasi pasar kami adakan untuk mempengaruhi psikologis pasar karena cabai sebenarnya tersedia, harganya pun standar, namun karena masyarakat panik, dan ada beberapa orang tak bertanggung jawab yang mungkin mempermainkan harga. Ini sebagai referensi harga dan ketersediaan barang,” ujarnya.
Cabai yang kami jual pada operasi pasar ini, Pemprov Jateng mengambil langsung dari petani-petani di Kabupaten Wonosobo, Boyolali, dan Temanggung.
“Soal harga, kami juga telah memberikan subsidi sebesar Rp10 ribu per kilogram,” katanya.
Operasi pasar cabai juga telah dilaksanakan Pemprov Jateng di beberapa kabupaten seperti Cilacap, Banyumas, Blora, dan Batang.
Baca Juga: Pastikan Harga Bahan Pokok Aman Saat Nataru, Ganjar Instruksikan Gelar Operasi Pasar
Selain operasi pasar untuk menurunkan harga cabai, Pemprov Jateng akan memperluas lahan tanam cabai agar stoknya mencukupi dan harga tidak mengalami kenaikan.
"Pak Pj Gubernur Jateng juga mengimbau warga menanam cabai di pekarangan, untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Selain itu warga diharap menjadi konsumen cerdas, dengan membandingkan harga dan kualitas sebab pedagang bersebelahan saja harganya bisa beda," ujarnya.
Berita Terkait
-
Santri dihukum dengan cabai di Aceh: Karena pola pikir lama yang masih melanggengkan kekerasan
-
Kesalahan Sepele, Santri di Aceh Disiram Air Cabai oleh Istri Pimpinan Ponpes
-
Harga Pangan Kian Mahal, Kantong Rakyat Makin Menjerit
-
Jelang Masa Jabatan Jokowi Berakhir, Harga Pangan Naik Gila-gilaan
-
Makan Malam di Andara, Shin Tae-yong Dibuat Tercengang dengan Aksi Mbak Lala Makan Risol Pakai Cabai Rawit
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
Terkini
-
Pengamat: Peran Jokowi dan Prabowo Kunci Kemenangan Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jawa Tengah
-
Kemenangan Jaguar di Pilwalkot Semarang: Strategi PDIP Didukung Logistik yang Besar
-
Kemenangan Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng: Analisis Faktor Dominan dan Dinamika Politik ke Depan
-
Semarang Diprakirakan Hujan Ringan, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada
-
Ahmad Luthfi-Taj Yasin Unggul di Hitung Cepat, Sudaryono Puji Pasukan Samurai dan Jangkrik, Apa Itu?