Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 11 Desember 2023 | 16:47 WIB
Sejumlah relawan mengacungkan dua jari saat Konsolidasi TKD Prabowo-Gibran Provinsi Jawa Barat di The House Convention Hall, Bandung, Jawa Barat). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/YU/aa)

SuaraJawaTengah.id - Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang terbit di Harian Kompas hari ini Senin (11/12/23), pasangan Prabowo-Gibran unggul jauh dari dua rivalnya.

Elektabilitas pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 itu menyentuh angka 39,3 persen.

Sedangkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh angka 16,7 persen dan pasangan Ganjar-Mahfud hanya memperoleh angka 15,3 persen.

Melihat hasil survei tersebut, pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Wahid Abudulrahman justru mengaku tak terkejut.

Baca Juga: Momen Lucu HUT PSI di Stadion Jatidiri, dari Mic Mati, Prabowo Subianto Ditinggal Sendirian hingga Joget Gemoy

Menurutnya, elektabilitas Prabowo-Gibran masih dibawah standar dukungan dari partai koalisi. Seharusnya para partai pendukung seperti Golkar, PAN, Demokrat, PBB, PSI dan lain-lainnya bisa mengangkat elektabilitas lebih besar.

"Menurut saya angka 39 persen masih wajar. Kalau dilihat dari pendukung linear harusnya angka elektabilitas Prabowo-Gibran di angka 50 persen. Apalagi ada efek elektoral Jokowi secara logika seharusnya segitu," ujar Wahid pada Suara.com, Senin (11/12/23).

Kemudian Wahid menyinggung soal elektabilitas Ganjar-Mahfud yang merosot. Dia menilai hal itu karena mesin politik PDIP belum sepenuhnya bekerja maksimal.

Selain itu, tidak sedikit juga masyarakat di Jawa Tengah yang beranggapan kalau Ganjar Pranowo tidak layak jadi calon presiden.

"Selama ini kan Ganjar lebih banyak mengandalkan mesin partai. Kita tau pencalonan pak Ganjar itu tidak terlalu mulus bahkan di Jateng sempat muncul banteng vs celeng," jelas Wahid.

Baca Juga: Survei New Indonesia: Elektabilitas Prabowo-Gibran Terus Melejit, Semakin Jauh Tinggalkan Ganjar-Mahfud

"Sehingga wajar elektabilitas Ganjar kalah dengan Prabowo karena saya lihat mesin PDIP belum maksimal," lanjutnya.

Diharapan pada gelaran Pemilu 2024 nanti generasi Z sebagai ujung tombak lebih melek politik. Terutama mencari tau tentang rekam jejak semua calon presiden dan calon wakil presidennya.

"Anak muda juga penting melihat rekam jejak calon pemimpin di masa lalu sebagai referensi saja," tukasnya.

Kontributor : Ikhsan

Load More