Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 10 Februari 2024 | 06:56 WIB
Ilustrasi hujan lebat [antara]

SuaraJawaTengah.id - Provinsi Jawa Tengah berpotensi diguyur hujan lebat pada Sabtu (10/2/2024). Hal itu berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Data BMKG menyebut, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi diterpa hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang, bahkan 15 daerah di antaranya ditetapkan berstatus waspada terdampak bencana.  

Merujuk data dari BMKG diketahui bahwa ke-15 daerah berstatus waspada itu meliputi Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua.

Data tersebut juga menyampaikan peringatan dini dampak hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi menyasar wilayah Maluku, NTT, Papua, Papua Barat, Bali, Aceh, Jawa Barat dan Riau.

Baca Juga: Anies Baswedan Singgung Revolusi Mental hingga Mahasiswa Dipaksa Transaksi Pinjol Karena Tak Mampu Bayar UKT

BMKG memprediksi sejumlah kota seperti Surabaya dan Pangkal Pinang diprakirakan terjadi hujan petir pada siang hari. Sementara itu, Jambi, Banjarmasin, Makassar, Kendari, Palembang, diprakirakan hujan sedang pada siang hari.

Kemudian kota lainnya, seperti Denpasar, Serang, Palangka Raya, Samarinda, Ambon, Mataram, Kupang, Jayapura, Manokwari, Mamuju, Medan, dan Gorontalo diprediksi hujan ringan pada siang hari.

Sementara untuk wilayah DKI Jakarta sebagian besar masih berpotensi terjadi hujan sedang-lebat pada pagi dan siang hari, berawan pada malam serta dini hari.

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan bahwa upaya kesiapsiagaan cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi mesti ditingkatkan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Menurutnya, merujuk hasil analisa cuaca yang dilakukan tim diketahui setidaknya hingga periode 15 Februari 2024 curah hujan tinggi rata-rata berkisar 150 mm – 300 mm, dan bahkan berpotensi lebih dari itu.

Baca Juga: Turnamen Bola Voli Piala Gubernur 2024 Disambut Antusiame Warga, 47 Tim Berebut Juara

Potensi tersebut timbul berdasarkan fakta kondisi dinamika atmosfer yang terpantau cukup signifikan. Pemicunya berasal dari adanya penguatan angin Monsun Asia dan aktifnya gelombang ekuator rossby - kelvin.

Adapun kedua fenomena itu sebagai faktor pembentuk awan hujan, pola belokan angin, dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia.

“Informasi ini hasil pengamatan sainstifik maka mesti direspons dengan semangat meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi oleh semua pihak untuk meminimalisir risiko dampak bencana,” katanya. 

Load More