SuaraJawaTengah.id - Meninggalnya beberapa petugas pemilu 2024 harus menjadi perhatian banyak pihak. Kelelahan menjadi penyebab utama para pejuang demokrasi tersebut gugur.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terus memantau kesehatan para petugas yang melakukan rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2024 di tingkat kecamatan.
"Kami tak ingin ada lagi petugas penyelenggara pemilu yang kelelahan kemudian jatuh sakit atau meninggal dunia. Maka untuk itu puskesmas di masing-masing daerah harus ikut terlibat dalam pendampingan kesehatan," katanya dikutip dari ANTARA pada Minggu (18/2/2024).
Ita, sapaan akrab Hevearita mengaku sudah meminta Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk menginstruksikan puskesmas melakukan pendampingan dan pengecekan kesehatan para petugas yang melakukan rekapitulasi suara.
"Jika ada yang kelelahan mungkin bisa diberi vitamin, kemudian istirahat dulu. Atau ada yang tensinya naik, bisa dikasih obat," kata perempuan pertama yang jadi Wali Kota Semarang tersebut.
Tidak hanya itu, kata dia, puskesmas juga diminta menerjunkan petugasnya untuk bersiaga di tempat rekapitulasi surat suara Pemilu 2024 di tingkat kecamatan yang saat ini masih berlangsung.
"Jika ada apa-apa koordinasi dan penanganannya agar bisa cepat," pungkas Ita.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang Henry Casandra Gultom mengatakan bahwa saat ini tahapan yang sedang berlangsung adalah rekapitulasi penghitungan surat suara di tingkat kecamatan.
Berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 5/2024, kata Nanda, sapaan akrabnya, rekapitulasi hasil penghitungan surat suara di tingkat kecamatan dijadwalkan berlangsung hingga awal Maret mendatang.
Baca Juga: Duh! Sampah dan Pompa Air Masih Jadi Problem Pemicu Banjir di Kota Semarang
Ia mengatakan bahwa sebanyak 4.646 tempat pemungutan suara (TPS) se-Kota Semarang telah merampungkan hasil penghitungan surat suara Pemilu 2024, dan saat ini tahapannya adalah rekapitulasi di tingkat kecamatan.
Rekapitulasi penghitungan surat suara, kata dia, memang dilakukan secara berjenjang, mulai dari tempat pemungutan suara (TPS), tingkat kelurahan, kecamatan, KPU Kota Semarang, hingga KPU RI.
Diakuinya, tahapan rekapitulasi memang lebih panjang karena prosesnya harus secara manual dengan menghitung surat suara satu persatu dan disaksikan oleh semua orang.
"KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara) akan merekap, seluruh saksi akan melihat. Saksi boleh menyampaikan keberatan, misalnya ada yang salah tulis dan sebagainya," katanya.
Sebelumnya, Eko Teguh Pambudi, Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang dikabarkan meninggal dunia, Jumat (16/2) lalu, diduga karena sakit.
Nanda membenarkan informasi tersebut, dan menyampaikan bahwa Eko, warga Wanamukti, Semarang, yang meninggal di usia 52 tahun itu memang punya riwayat sakit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran