Tentu Abdul sangat bahagia bisa diterima di salah satu kampus negeri. Tapi pemuda asal Mijen ini sempat mengeluh ketika mendapati besaran UKTnya terlampau tinggi. Sedangkan pekerjaan ayahnya hanya seorang security.
"Rp3,9 juta sekian untuk bayar UKT sewaktu pandemi Covid-19 itu sangat mahal," ucap Abdul pada Suara.com, Jumat (1/3/24).
Meski demikian, biaya pendidikan cukup memberatkan. Orang tua Abdul tetap mengusahakan anaknya bisa mengenyam perguruan tinggi. Abdul pun saat ini sudah memasuki semester 6.
Semasa perkuliahan, pemuda berambut gondrong ini memang tidak mengalami kesulitan dalam studi. Akan tetapi setiap pembayaran semester, keluarganya sering kesulitan mengumpulkan dana.
Bahkan saat pembayaran semester 5 kemarin. Orang tua Abdul nyaris tidak mampu membayar UKT. Beruntung, orang tua bisa mengumpulkan uang di hari terakhir dengan cara meminjam uang ke orang lain.
"Menurut saya pembagian UKT di UIN Walisongo belum cukup adil. Misalnya ada mahasiswa yang seharusnya dapat golongan 1, malah dapat golongan 5," imbuhnya.
Hal senada juga diungkap oleh mahasiswa magister UIN Walisongo, Muhammad Irfan Habibi. Sewaktu kuliah S1 di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) ia mendapat UKT sebesar Rp4,8 juta.
Dirinya juga pernah mendengar sebutan UIN Walisongo kampus rakyat ketika para mahasiswa sering mendemo persoalan UKT.
"Pernah mengajukkan banding UKT sekali ketika orang tua di PHK sewaktu pandemi Covid-19. Tapi ditolak, prosesnya juga rumit," keluh lelaki yang akrab disapa Habibi tersebut.
Baca Juga: Semakin Panas, Isu Plagiasi Rektor UIN Walisongo Bikin Guru Besar Terpecah Dua Kubu
Habibi kemudian menyoroti sistem pengkelompokkan besaran UKT. Menurutnya, UIN Walisongo belum transparan terkait ekonomi mahasiswa mana yang layak menerima besaran UKT golongan 1 sampai golongan 7.
Pemuda kelahiran Batam ini membantah anggapan mahasiswa yang lulus masuk UIN lewat jalur SPANPTKIN dapat golongan UKT pertama. Nyatanya Habibi tidak demikian, dia malah membayar UKT nyaris Rp5 juta persemester.
"Soal masuk jalur SPAN atau SNMPTN katanya dapat UKT yang lebih murah rasanya tidak benar. Mungkin karena sistem menilai besaran UKT mahasiswa dari kemampuan ekonomi orang tua yang diunggah," tandasnya.
Kontributor : Ikhsan
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran