Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 02 September 2023 | 10:05 WIB
Ilustrasi plagiat. Kasus dugaan plagiasi yang menyeret nama Rektor UIN Walisongo Semarang, Imam Taufiq bak bola panas. [Freepik]

SuaraJawaTengah.id - Kasus dugaan plagiasi yang menyeret nama Rektor UIN Walisongo Semarang, Imam Taufiq bak bola panas.

Akibat kasus tersebut, dikabarkan membuat sejumlah Guru Besar kampus yang berada di Kecamatan Ngaliyan itu terbelah dua kubu dalam menyikapi persoalan plagiasi tersebut.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima SuaraJawaTengah.id, Jumat (1/9). Dugaan plagiasi Imam Taufiq sudah muncul ke permukaan tahun 2019.

Namun lelaki berusia 50 tahun itu seperti berusaha menutup-nutupi agar kasus dugaan plagiasi tidak terendus publik.

Baca Juga: Anak Gugur Lawan Kanker Paru-paru, Tangis Pasutri Pecah Gantikan Wisuda di UIN Walisongo

Bahkan Imam Taufiq belum memberikan jawaban klarifikasi atas dugaan plagiasi kepada Direktur Sumber Daya Ditjen Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek).

Selain itu, Senat UIN Walisongo juga tidak pernah diberitahu soal adanya surat intruksi dari Kemendikbud-Ristek yang isinya meminta Imam Taufiq untuk klarifikasi mengenai dugaan plagiasi.

Kemudian untuk mencari jalan keluar akan persoalan tersebut. Ketua Senat mengundang seluruh Guru Besar UIN Walisongo untuk menghadiri rapat di gedung rektorat pada hari Jumat tanggal 18 Agustus 2023.

Rapat yang berlangsung sekitar 2 jaman itu berjalan alot. Guru besar terpecah jadi dua kubu. Masing-masing dari mereka
saling mengklaim kebenaran hasil telaahnya.

Kubu pertama yang terdiri Forum Silaturahmi Guru Besar UIN Walisongo menyakini Imam Taufiq melakukan plagiasi.  Sedangkan kubu kedua yang dibentuk Imam Taufiq membantah tuduhan tersebut.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Bongkar Sederet Kasus Korupsi di Jateng, Terbaru Libatkan Dosen UIN Walisongo

"Tim 1 berpandangan adanya plagiasi dengan kemiripan hingga 31 %. Sementara tim 2 menyanggahnya dengan kemiripan 16 % walaupun ketika ketua sidang komisi akademik senat menanyakan keberadaan dan validitas naskah yang diuji, tim 2 tidak bisa menunjukkannya," ujarnya

"Ada dugaan naskah yang diuji tim 2 sudah mengalami revisi dan oleh karena itu bukan naskah yang otentik, sementara naskah yang diuji tim 1 adalah naskah yang asli dari dokumen Diktis Kemenag yang diperoleh oleh Forum Silaturrahmi Guru Besar."

Karena situasi saat ini dinilai kurang kondusif akibat dugaan plagiasi. Ketua Forum Silaturahmi Guru Besar UIN Walisongo, Abdul Hadi mendesak Imam Taufiq mengundurkan diri dari jabatannya agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang seperti membentuk tim verifikasi sendiri.

"Saya juga mendesak Senat untuk membentuk tim independen guna penelusuran dan kajian secara objektif terhadap dugaan plagiasi karya Imam Taufik," tukas Abdul Hadi.

Diwartawakan sebelummya, Imam Taufiq dikabarkan tersandung dugaan plagiasi karya ilmiah penelitiannya tahun 2015 yang membahas tentang konsep hilal dalam perspektif tafsir Quran dan astronomi modern.

Dia diduga melakukan plagiasi karya Muh. Arif Royyani yang membahas memadukan konsep hilal dalam tafsir Quran dan astrononi modern tahun 2011.

Kontributor: Ikhsan

Load More