SuaraJawaTengah.id - Dede Wahyu rela melakukan perjalanan mudik berhari-hari dengan menempuh jalur laut hingga darat dari Jakarta menuju kampung halamannya di Grobogan, Jawa Tengah.
Lelaki berusia 37 tahun itu memulai petualangan mudik dari Pelabuhan Tanjung Priok. Bahkan dirinya sudah mengantre di pelabuhan tersebut sejak Minggu (7/4/2024) pagi.
Dede sapaan akrabnya menceritakan Kapal Pelni yang ia tumpangi baru berangkat dengan tujuan akhir Pelabuhan Tanjung Emas pukul 16.30 WIB sore. Artinya Dede bersama istri dan anaknya rela menunggu hampir seharian.
Selepas kapal Pelni meninggalkan dermaga. Tak banyak aktivitas yang dilakukan Dede selain menikmati perjalanan dan beristirahat di dalam kapal.
Setibanya di Pelabuhan Tanjung Emas hari Senin (8/4/24) kisaran pukul 09.00 WIB. Dede nggak menyembunyikan perasaan leganya setelah berlayar di lautan lepas selama 16 jam.
Namun untuk menuju kampung halaman di Grobogan. Dede masih harus berjuang mengeluarkan tenaga dengan memacu kendaraan roda dua.
"Setiap lebaran wajib pulang. Ini mau pulang ke rumah mertua," ucap Dede saat ditemui Suara.com di area Pelabuhan Tanjung Emas.
Dede sudah mengadu nasib ke ibu kota Jakarta dari tahun 1997. Baginya lebaran idulfitri merupakan hal yang intim untuk bersua seluruh anggota keluarga di kampung.
"Jaga silaturahmi dengan kakak-adik istri. Memang mertua saya sudah nggak ada. Tapi tali silaturahmi dengan saudara-saudara istri jangan sampai terputus," bebernya.
Baca Juga: Demi Sang Buah Hati, Pemudik dari Tangerang Ajak Kucing Kesayangan Mudik ke Semarang
Sama halnya dengan Dede, Nur Hidayah nggak pernah melewatkan momen mudik. Meski dirinya sudah menetap dan memiliki rumah di Tangerang Selatan. Dia selalu menyempatkan waktu untuk menemui orang tuanya di Klaten.
Rencananya Nur akan tinggal di rumah orang tuanya selama satu minggu. Perempuan berusia 43 tahun tersebut juga sudah memiliki rencana untuk menjelajah tempat-tempat wisata di sekitar Klaten.
"Intinya silaturahmi sama keluarga besar mumpung orang tua saya juga masih ada," tuturnya.
Nggak Bisa Mudik
Sementara itu mendekati gema takbir yang akan berkumandang dua hari lagi. Mela Pauziah nampak tertunduk lesu dan berkaca-kaca lantaran lebaran tahun ini dirinya nggak bisa mudik ke Jambi.
Momen menyedihkan tersebut bukan kali pertama. Selama tujuh tahun merantau di Kota Lunpia, Mela baru dua kali mudik ke kampung halaman. Sisanya ia menjalani momen lebaran tanpa berjumpa dengan orang tuanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
BRI Purwodadi Salurkan 1000 Paket Sembako di Grobogan, Sasar Warga Kurang Mampu Desa Pengkol
-
Rafinha Merapat ke PSIS: Strategi Jitu Laskar Mahesa Jenar Perkuat Lini Depan
-
5 Ciri Mobil Bekas yang Sebaiknya Tidak Dibeli Meski Harganya Menggiurkan
-
Tahun Pertama Pimpin Jateng, Rapor Kinerja Ahmad Luthfi Diapresiasi Budayawan
-
Fortuner 2024 vs Pajero 2024? Ini 7 Perbandingan Kedua Mobil Tersebut