Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 22 April 2024 | 15:18 WIB
Suporter PSIS Semarang di Laga Perdana Kompetisi Liga 1 2022/2023 di Stadion Jatidiri, Semarang, Sabtu (24/7/2022). [Suara.com/Budi Arista Romadhoni]

SuaraJawaTengah.id - Kelompok Suporter Panser Biru kompak memboikot dan tidak akan mendukung tim kesayangan PSIS Semarang saat bersua Rans Nusantara FC nanti malam Senin (22/4/2024).

Plt Wakil Ketua Umum, Panser Biru, Paulus Chandra Octa menuturkan tindakan boikot tersebut lantaran dosa yang dilakukan manajemen PSIS Semarang. Mereka tidak merespon surat berisikan tuntutan yang dikirim tempo lalu.

Padahal di dalam surat yang isinya berupa tuntutan agar PSIS Semarang finis empat besar wajib direspon 3×24 jam oleh pihak manajemen khususnya CEO PSIS Semarang.

"Sampai saat ini belum ada balasan apapun. Kami hanya meminta keseriusan manajemen agar PSIS Semarang lolos empat besar," kata Paulus saat dihubungi Suara.com, Senin (22/4/24).

Baca Juga: PSIS Semarang Belum Menyerah, Optimis Kejar 4 Besar BRI Liga 1

Perjalanan PSIS Semarang di musim 2023/2024 sebetulnya cukup mengesankan. Bahkan mereka konsisten bercokol di papan atas klasemen.

Namun menjelang berakhirnya kompetisi, performa PSIS Semarang justru menurun. Laskar Mahesa Jenar kesulitan meraih tiga poin dan kini tercecar di peringkat keenam.

"Apa sih yang jadi tujuan tim ini (PSIS Semarang) kok sampai performanya turun?," ungkapnya.

Pihaknya menduga penurunan performa pemain ada kaitannya soal tanggungjawab manajemen kepada pemain. Menurutnya, adanya tunggakkan gaji hingga mencicil gaji pemain sangat berpengaruh terhadap performa mereka di atas lapangan.

"Intinya tuntutan kita lebih mendorong bagaimana caranya PSIS Semarang masuk empat besar," paparnya.

Baca Juga: Pemkot Semarang Fasilitasi PSIS Kembali Berlatih di Stadion Citarum

Adanya aksi boikot ini, Paulus berharap manajemen mau merespon surat mereka. Hal tersebut menurutnya sebagai bentuk keseriusan dan komitmen manajemen pada suporter.

Disisi lain, Plt Ketua Umun Panser Biru, Kepareng alias Wareng menjadikan pertandingan PSIS Semarang versus Rans Nusantara FC sebagai tolak ukur. Apakah aksi boikot pada laga-laga berikutnya akan dilanjutkan kembali atau tidak.

Tapi yang pasti Wareng meminta dan menuntut manajemen memperbaiki masalah finansial klub. Dia tidak mau lagi melihat gaji pemain PSIS Semarang nanti dibayar dengan cara dicicil.

Tindakan yang mereka ambil saat ini sebagai bentuk kecintaan terhadap klub kesayangan serta menagih janji-janji yang pernah diucapkan CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi soal target tinggi timnya di musim ini.

"Kami melakukan ini atas dasar rasa cinta terhadap kebanggaan kami PSIS Semarang," tandasnya.

Kontributor : Ikhsan

Load More