SuaraJawaTengah.id - Vasektomi atau tindakan sterilisasi pada laki-laki dengan cara memotong atau menyumbat saluran spermatozoa dari testis ke penis seringkali mendapatkan respon negatif. Hingga muncul mitos-mitos yang tak mendasar.
Diketahui, memotong atau menyumbat saluran spermatozoa memubuat air mani yang keluar ketika laki-laki mengalami ejakulasi tidak lagi mengandung sel sperma.
Menyadur dari BBC Indonesia, Dokter spesialis urologi, Nur Rasyid, mengatakan bahwa vasektomi bisa menjadi opsi yang paling minim risiko bagi pasangan yang sudah benar-benar mantap untuk tidak memiliki anak lagi.
Menurutnya, vasektomi telah terbukti 99% efektif dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
“Prosedurnya lebih ringan, lebih tanpa risiko, dan juga tidak akan mengganggu proses ereksi sama sekali,” kata Dokter Nur Rasyid dikutip pada Sabtu (29/6/2024).
Namun sejak diperkenalkan di Indonesia mulai tahun 1970-an, vasektomi masih menjadi opsi kontrasepsi yang paling tidak populer hingga saat ini.
Data World Contraceptive Use menunjukkan bahwa prevalensi vasektomi di Indonesia tidak pernah melebihi 1% sejak tahun 1973 hingga 2018.
Data terbaru dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 juga mengungkap bahwa hanya 0,2% pasangan yang memilih vasektomi.
Menurut Dokter Nur, salah satunya karena masih ada mitos “usang” serta kesalahpahaman soal vasektomi yang diyakini oleh sebagian orang.
Baca Juga: Tingkatkan Upaya Pencegahan Narkoba, Pj Gubernur Jateng Gagas Lomba Desa Bersinar
Padahal, kata Dokter Nur, anggapan bahwa vasektomi "dapat meningkatkan kanker prostat, disfungsi ereksi hingga ejakulasi dini" adalah klaim-klaim yang "tidak berdasar".
Dokter Nur mengatakan ada faktor sosial-budaya juga yang mempengaruhi rendahnya angka vasektomi di Indonesia.
"Karena memang orang Indonesia umumnya paternalistik, jadi laki-laki mau menang sendiri. Lalu faktor pendidikan dan pemahaman soal ini yang juga masih kurang. 'Kalau bisa yang susah [pakai kontrasepsi] bukan saya, kenapa harus saya?'" kata Dokter Nur.
Kyai Haji Marzuki Wahid dari Institut Studi Islam Fahmina —lembaga pendidikan Islam yang berfokus pada kajian gender dan hak asasi manusia— sepakat soal adanya ketimpangan dalam urusan kontrasepsi.
"Asumsinya sering kali menganggap karena perempuan mereproduksi manusia, sehingga perempuan lah yang harus kontrasepsi. Mereka tidak sadar bahwa menghasilkan keturunan itu adalah buah dari kedua belah pihak, laki-laki dan perempuan," kata Marzuki.
Dokter spesialis urologi, dr Nur RasyidSelain itu Marzuki mengatakan perdebatan juga masih kerap muncul soal halal atau haramnya vasektomi, berdasar pada penafsiran keyakinan yang berbeda-beda.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota