SuaraJawaTengah.id - Dugaan aksi perundungan di Universitas Diponegoro (Undip) menjadi sorotan. Sanksi berat pun akan diberikan jika itu terjadi.
Kepala Kantor Hukum Undip Dr Yunanto menegaskan bahwa sanksi terberat yang bisa dijatuhkan bagi pelaku perundungan di kampus tersebut adalah dikeluarkan.
Ia mengatakan bahwa Undip sudah memiliki mekanisme penegakan aturan, termasuk soal perundungan.
Hal tersebut disampaikannya saat konferensi pers terkait meninggalnya mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Undip, dr Aulia Risma Lestari.
Baca Juga: Mahasiswi Undip Diduga Bunuh Diri, Kemenkes Hentikan Program Studi Anestesi!
"Karena di Undip ada norma-norma yang harus ditaati peserta didik. Mahasiswa diatur kode etik. Perundungan bisa masuk ke pelanggaran akademik atau kekerasan seksual," katanya dikutip dari ANTARA pada Sabtu (24/8/2024).
Tentunya, kata dia, penegakan hukum atau norma diawali dengan pencegahan atau antisipasi sehingga pada Agustus 2023 sudah ada gerakan "zero bullying" yang ditindaklanjuti pakta integritas pada Januari 2024.
"Pakta integritas ini ditandatangani dosen dan peserta didik, termasuk di PPDS. Bahkan, awal kuliah, mahasiswa baru PPDS diberi sosialisasi mengenai aturan dan sanksi pelanggaran," katanya.
Sanksi terhadap pelanggaran, kata dia, bisa bersifat ringan yang bisa diselesaikan cukup di tingkat fakultas atau pelanggaran sedang dan berat yang ditangani oleh tim yang dibentuk di tingkat universitas.
Ia menegaskan bahwa Undip pernah menerapkan sanksi paling ringan, yakni teguran hingga paling berat terhadap pelanggar aturan, yakni dikeluarkan, termasuk di PDSS Undip.
Baca Juga: Diduga Jadi Korban Perundungan, Polisi Selidiki Kasus Kematian Mahasiswi Undip
"Di PDSS ada tiga mahasiswa dikeluarkan. Tahun 2021 ada satu orang, 2023 ada dua orang," katanya, tanpa menjelaskan bentuk pelanggaran berat yang dilakukan.
Bahkan, kata dia, Undip tidak menghalangi jika yang bersangkutan harus menjalani proses pidana di pengadilan sebagaimana pernah terjadi, dan kampus juga memberikan sanksi pemecatan.
"Kami berkomitmen menegakkan aturan dan norma yang harus diikuti semua sivitas akademika Undip," tegas Yunanto.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Undip Dr. dr. Yan Wisnu Prajoko menegaskan bahwa "zero bullying" merupakan komitmen utamanya untuk menciptakan kampus yang bersih dari segala bentuk perundungan.
Di beberapa sudut kampus FK Undip juga terpasang poster-poster berukuran besar yang bertuliskan "zero bullying" sebagai komitmen untuk mencegah terjadinya perundungan.
"Saya baru dilantik sebagai Dekan FK pada 15 Januari 2024. Saya sangat 'concern' (dengan 'zero bulling', red.). Kira-kira itu program utama saya. Saya bukan orang yang tertutup dan memiliki program untuk membersihkan," katanya.
Namun untuk kasus meninggalnya Dokter Aulia, ia mengatakan hasil investigasi internal yang dilakukan tim memang tidak menemukan adanya perundungan yang menyebabkan meninggalnya korban.
Yan juga mempersilakan bagi para mahasiswa yang merasa mendapatkan perundungan dan perlakuan sejenisnya bisa melaporkan langsung.
"Sudah dipasang tulisan-tulisan 'zero bullying' di kampus. Siapa yang merasa dirundung, siapapun, bisa (scan, red.) QR itu, tulis bentuk perundunganya apa, atau kalau ada bukti. Itu langsung ke desk saya," kata Yan.
Berita Terkait
-
Tangis Pilu Ibu Mendiang Mahasiswi PPDS Undip di Komisi III DPR: Sistem Pendidikan Apa Ini
-
Penangkapan Ivan Sugianto Dicurigai Pakai Stuntman, Mahfud MD: Itu Asli
-
Polisi Tegaskan Ivan Sugianto Asli yang Ditangkap: Bukan Stuntman
-
Hotman Paris Bakal Bantu Siswa yang Disuruh Sujud dan Menggongong oleh Ivan Sugianto: Tenang Bu!
-
Heartwarming! Ulasan Novel My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
5 HP Redmi Sejutaan dengan Baterai Lega dan HyperOS, Murah Tapi Kencang!
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Waspada, Kebiasaan Matikan Lampu Motor di Siang Hari Bisa Berujung Bui
-
Kenaikan PPN 12% Jadi Nestapa Kelas Menengah, Orang Kaya Sulit Dipajaki?
-
Pusing Dah! Isu Dipecat, Shin Tae-yong Dibebankan Menang Lawan Arab Saudi di Tengah Rekor Buruk Timnas Indonesia
Terkini
-
Gayeng Lur! Duet Sahli Himawan, Happy Asmara dan Shepin Misa Goyang FisipFest UNDIP Music Festival 2024
-
Fenomena di Balik Dukungan Masif Ulama: Mampukah Yoyok-Joss Menangkan Pilwalkot Semarang?
-
Tim Hukum Andika-Hendi Curigai Netralitas TNI-Polri di Pilkada Jateng, Desak Kapolri Tegas!
-
Antisipasi Kecurangan Pilwakot Semarang, Yoyok-Joss Kerahkan 4.714 Saksi di TPS
-
Manuver Politik! Purnawirawan Polri Jawa Tengah Dukung Andika-Hendi di Pilgub 2024