Budi Arista Romadhoni
Kamis, 26 September 2024 | 18:08 WIB
Suasana FGD membedah hasil survei Pilwakot Semarang, Kamis (26/9/2024). [Istimewa]

"Kalau dari dua pasangan calon saya lihat belum ada spesifik melihat gagasan bagaimana membangun sumber daya manusia ke depan," kata pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro tersebut.

Menurut pengamat politik UIN Walisongo Semarang, Nur Syamsuddin, ada beberapa persoalan generasi muda yang bisa dijadikan perhatian dari kedua paslon dalam menggalang dukungan. Misalnya terbukanya akses lapangan pekerjaan yang luas dan merata.

"Milenial dan generasi Z memang menjadi perhatian, apa sih yang diinginkan? Yaitu soal pekerjaan. Maka para paslon perlu mendekati mereka dengan cara memberikan kemudahan pekerjaan dan hidup," ucap dia.

"Kedua adalah isu soal lingkungan menjadi perhatian mereka, seperti banjir, cuaca yang tidak baik bisa membuat mereka tidak bisa kemana-mana. Kemudian program yang berhubungan dengan teknologi dan inovasi," imbuh Nur Syamsuddin.

Selain itu, menurutnya, pola pikir generasi muda cenderung pragmatis, sehingga tidak tertarik dengan wacana politik. Generasi muda lebih menyukai program yang sesuai dengan hobinya, misalnya keberadaan ruang publik dan akses internet gratis.

"Selain itu generasi muda juga belum tertarik dengan politik. Mereka lebih seneng dengan calon yang menawarkan kemudahan hidup, kalua perlu semua digratiskan," ungkapnya.

Load More