SuaraJawaTengah.id - Pasangan calon Bupati Kudus nomor urut 01, Sam'ani Intakoris, dilaporkan oleh kubu lawannya, pasangan nomor urut 02 Hartopo-Mawahib, ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atas dugaan pelanggaran kampanye.
Laporan tersebut didasarkan pada sebuah video yang memperlihatkan Sam'ani tengah mencoba kuliner pedagang kaki lima (PKL) di Alun-Alun Simpang 7 Kudus. Acara tersebut dilaporkan bertepatan dengan kegiatan yang didanai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Namun, pengamat politik Herry Mendrofa menilai bahwa tindakan Sam'ani tidak melanggar aturan kampanye yang berlaku. Dalam keterangannya pada Kamis (10/10/2024), Herry menjelaskan bahwa Sam'ani tidak membawa atribut kampanye maupun melakukan pertemuan khusus yang bersifat politis.
"Saya rasa paslon 01 tidak melanggar aturan kampanye. Tidak ada pemasangan atribut, hanya interaksi biasa," ujarnya.
Herry juga menambahkan bahwa interaksi yang dilakukan Sam'ani dengan PKL lebih menyerupai dialog biasa dengan masyarakat. Hal ini dianggap sebagai bentuk kampanye yang tidak langsung dan tidak melanggar aturan yang ada.
"Sam'ani hanya berdialog sambil makan di PKL, tanpa ada atribut kampanye. Ini sah dan tidak melanggar aturan," lanjutnya.
Selain itu, Herry juga menilai fenomena saling lapor dalam kontestasi politik seperti Pilkada 2024 sebagai hal yang lumrah. Menurutnya, hal ini sering kali digunakan sebagai strategi politik untuk menciptakan gimmick.
"Mungkin ini hanya bagian dari strategi politik, dan akan diuji mekanismenya di Bawaslu," katanya.
Ketua Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI), Kamilov Sagala, menilai langkah Sam'ani sebagai cara cerdas memperkenalkan diri ke masyarakat tanpa melanggar aturan.
Baca Juga: Pilkada 2024: Jokowi dan Gibran Akan Nyoblos di Jawa Tengah
Menurut Kamilov, momen tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Sam'ani untuk memperkenalkan diri kepada warga sambil mencoba makanan PKL di Kudus.
Kamilov juga mengungkapkan bahwa Sam'ani memiliki peran dalam pencetusan Hari Ulang Tahun (HUT) PKL di Kudus yang diperingati setiap 5 Januari. Hal ini, katanya, menunjukkan kedekatan Sam'ani dengan komunitas PKL.
"Momentum ini digunakan untuk memperkenalkan diri, tapi dalam konteks yang sah dan tidak vulgar," ujarnya.
Secara keseluruhan, pengamat menilai bahwa apa yang dilakukan oleh Sam'ani adalah bagian dari strategi cerdas dalam berkompetisi politik tanpa melanggar aturan kampanye.
Mereka juga menilai bahwa calon lain harus dapat mengambil peluang serupa untuk memperkenalkan diri secara lebih efektif tanpa melanggar hukum yang berlaku.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Transformasi Berkelanjutan, BRI Catat Kinerja Gemilang dan Dukung Program Prioritas Nasional 2025
-
Revolusi Anti-Rob: Jateng Gunakan Pompa Tenaga Surya, Hemat Biaya Operasional hingga Jutaan Rupiah
-
Waspada! Malam Tahun Baru di Jateng Selatan Diwarnai Hujan dan Gelombang Tinggi
-
BRI Blora Gelar Khitan Massal, Meriahkan HUT ke-130 dengan Bakti Sosial
-
Mobilio vs Ertiga Bekas di Bawah Rp150 Juta: 7 Pertimbangan Penting Sebelum Membeli