SuaraJawaTengah.id - Natal selalu identik dengan kebahagiaan, kehangatan, dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu tradisi yang paling dinanti adalah bertukar kado, yang bukan hanya menjadi simbol kasih sayang tetapi juga bagian tak terpisahkan dari perayaan.
Dari sejarah panjangnya yang bermula di zaman Romawi hingga perkembangan modern yang lebih komersial, tradisi ini terus membawa makna mendalam.
Mari kita menjelajahi bagaimana tradisi bertukar kado Natal berkembang, termasuk peran Sinterklas dan pengaruh era Victoria dalam membentuk Natal yang kita kenal saat ini.
Awal Mula Tradisi Bertukar Kado
Baca Juga: Natal dan Tahun Baru 2025: Strategi Pertamina Pastikan Energi Aman di Jawa Tengah dan DIY
Setiap 25 Desember, umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Natal untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus. Salah satu tradisi yang tak terpisahkan dari perayaan ini adalah saling bertukar kado Natal, baik di antara teman, keluarga, maupun orang terdekat. Namun, tahukah Anda bahwa tradisi ini berakar dari zaman Romawi?
Pada masa itu, bangsa Romawi menyelenggarakan festival Saturnalia, yang berlangsung pada 17-23 Desember, untuk menghormati dewa Saturnus. Selama festival ini, mereka bertukar hadiah sederhana sebagai bentuk perayaan. Tradisi ini kemudian berkembang dan mulai dihubungkan dengan kisah orang Majus dalam Alkitab. Orang Majus mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur kepada bayi Yesus, yang kemudian menjadi inspirasi awal pemberian hadiah pada Hari Natal.
Sinterklas: Sosok di Balik Kado Natal
Dalam sejarah tradisi kado Natal 2024, figur Sinterklas memiliki peran besar. Sinterklas, atau Santa Claus, didasarkan pada sosok St. Nicholas, seorang biarawan dari Myra, Turki, yang hidup sekitar tahun 280 M. St. Nicholas dikenal karena kemurahan hatinya, sering memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada mereka yang membutuhkan.
Tradisi ini berkembang seiring waktu, dan pada abad ke-18, pemberian hadiah mulai menjadi bagian penting dari perayaan Natal. Sosok Sinterklas pun semakin populer, terutama di Eropa dan Amerika, sebagai simbol kebaikan dan kemurahan hati.
Baca Juga: Dukung Mobilitas Warga Selama Libur Nataru, TPN Ganjar-Mahfud MD Dirikan 12 Posko Simpatik
Era Victoria: Natal untuk Keluarga
Berita Terkait
-
Bocoran Kode Voucher OVO yang Wajib Kamu Tahu untuk Natal 2025
-
Tim Hukum Hasto Sebut Penatapan Tersangka Mengganggu Damai Natal
-
Mualaf 2 Tahun Lalu, Foto Richard Lee Rayakan Natal Desember 2024 Dipertanyakan
-
Begini Cara Perusahaan BUMN Dorong Pembangunan Berkelanjutan
-
Cek Fakta: Video Orang Palestina Lempari Gereja saat Malam Natal
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Wapres Gibran Mudik, Langsung Gercep Tampung Aspirasi Warga Solo!
-
Tragedi Pohon Tumbang di Alun-Alun Pemalang: Tiga Jamaah Salat Id Meninggal, Belasan Terluka
-
BMKG Peringatkan Hujan dan Angin Kencang di Jawa Tengah, Warga Diminta Waspada
-
Arus Mudik di Tol Kalikangkung Semarang Lancar, Simak Tips Aman Berkendara di Jalan Tol
-
Arus Mudik Membludak, One Way di Tol Semarang-Bawen Diberlakukan Lagi