SuaraJawaTengah.id - Rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen menuai berbagai reaksi di tengah masyarakat. Salah satu respons yang mencuri perhatian adalah maraknya tren frugal living atau gaya hidup hemat, yang tampaknya berkembang menjadi lebih dari sekadar pilihan finansial—melainkan sebuah bentuk pernyataan sikap terhadap kebijakan fiskal.
Fenomena ini menggarisbawahi ketegangan sosial-ekonomi yang muncul akibat kebijakan pajak yang dirasa membebani.
Banyak masyarakat menganggap kenaikan PPN langsung memengaruhi kebutuhan harian mereka, menekan daya beli, dan menambah tekanan ekonomi di tengah situasi pasca-pandemi yang belum sepenuhnya pulih.
Namun, tren frugal living ini juga dapat dilihat sebagai peluang untuk mendorong pengelolaan keuangan yang lebih bijaksana. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perencanaan keuangan, pemerintah dapat memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong konsumsi yang lebih terarah.
Baca Juga: Wajah Baru ASPIKOM DIY-Jateng, Optimis Majukan Ilmu Komunikasi di Tingkat Nasional
Bagaimana Posisi Indonesia?
Dikutip dari ANTARA, Dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, tarif PPN Indonesia termasuk tinggi. Singapura dan Thailand, misalnya, mematok tarif sebesar 7 persen, sementara Filipina menetapkan 12 persen, sama dengan rencana tarif PPN Indonesia pada 2025.
Meski demikian, struktur ekonomi Indonesia yang didominasi oleh sektor informal membuat dampak kebijakan ini lebih terasa dibandingkan negara-negara dengan sistem perlindungan sosial yang lebih kuat.
Langkah Responsif yang Diperlukan
Untuk mencegah kegelisahan sosial dan memastikan penerimaan publik, pemerintah perlu meningkatkan transparansi terkait alokasi dana hasil pajak. Selain itu, insentif seperti pengurangan pajak penghasilan, subsidi kebutuhan pokok, dan bantuan untuk UMKM dapat menjadi solusi untuk meringankan beban masyarakat.
Baca Juga: Sido Muncul Optimis Raup Pendapatan Rp1,1 Triliun, Siap Tingkatkan Ekspor dan Inovasi Produk
Tren frugal living juga dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan program edukasi keuangan yang lebih komprehensif. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya diajak menghemat, tetapi juga diarahkan untuk mengelola keuangan secara strategis, seperti berinvestasi atau merencanakan kebutuhan jangka panjang.
Dampak Jangka Panjang
Fenomena ini bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang untuk menciptakan kebijakan fiskal yang inklusif dan berbasis data. Jika dikelola dengan baik, gaya hidup hemat ini dapat menjadi katalis bagi pengelolaan ekonomi yang lebih bijaksana, baik di tingkat individu maupun nasional.
Sebaliknya, jika tidak diimbangi dengan langkah responsif, penurunan konsumsi domestik sebagai motor utama ekonomi Indonesia dapat menjadi ancaman serius. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini.
Berita Terkait
-
Bicara Soal PPN 12 Persen, Bimbim Slank: Enggak Usah Bayar Pajak
-
Mahasiswa Gelar Aksi Tolak PPN 12 Persen di Monas, Sempat Saling Dorong Sebelum Bubarkan Diri
-
Mahasiswa Demo di Patung Kuda Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
-
Pro Kontra Kenaikan PPN 12 Persen, Memang Apa Hukum Pajak dalam Islam? Ini Kata Para Ulama
-
Bos Bapanas Jelaskan Beras Khusus yang Terkena PPN 12 Persen Tahun Depan
Terpopuler
- Sepulang Umrah, Hanung Bramantyo dan Keluarga Ikut Misa Natal di Vatikan
- Segini Kekayaan Hasto Kristiyanto, Tak Pernah Lapor LHKPN Lagi Sejak 2003
- Ada Larangan Muslim Ucapkan Natal, Cara Anies Sampaikan Selamat Jadi Sorotan
- Erick Thohir Mundur dari Jabatan Ketua Umum PSSI, jika...
- Tutup Pintu Bela Timnas Indonesia, Gelandang Keturunan: Saya Belajar untuk...
Pilihan
-
Heboh Pameran Lukisan Yos Suprapto Dibatalkan, Jokowi: Itu Kreativitas yang Harus Dihargai
-
Komisi III DPR RI Kecolongan! Mantan Istri Yudi Ungkap Tak Ada Kasus Pemerkosaan
-
Harga Emas Antam Tiba-tiba Naik Jadi Rp1.528.000/Gram Hari Ini
-
Kalahkan Singapura, Satu Kaki Vietnam di Final Piala AFF 2024
-
6 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Memori 256 GB Terbaik Desember 2024
Terkini
-
Ma'ruf Amin Ajak Kiai Beri Warna Positif pada Politik Nasional
-
5 Cara Ampuh Atasi Depresi Jelang Tahun Baru 2025
-
Profil Paus Gregorius XIII: Sosok di Balik Penciptaan Kalender Masehi
-
Kenaikan PPN Jadi Pemicu Fenomena Frugal Living: Protes atau Adaptasi Sosial?
-
Rayakan Tahun Baru 2025 dengan Aman: Panduan Lengkap Main Kembang Api